Setelah ritual itu, saat semua orang tertidur, Sofia kembali merubah dirinya menjadi sosok penyihir hitam yang mengerikan. Lambat laun ia akan merubah desa itu menjadi desa hitam yang penuh dengan suasana suram. Selanjutnya, ia juga akan memperluas desa lain agar seperti desa Badui.
*****
Beberapa bulan kemudian, datanglah seorang pengelana miskin bernama Ariyon di desa Badui. Ia berasal dari desa Monto menuju ke Bava untuk belajar kitab suci di sana. Meski miskin, ia adalah seorang murid yang pintar berbicara, fasih melantunkan ayat-ayat suci, dan memiliki perangai baik.
Pertama kali tiba di desa Badui, Ariyon melihat hal-hal aneh dari para penduduk di desa itu. Tangan-tangan mereka dipenuhi sayatan atau tusukan pisau, bahkan beberapa dari mereka ada yang tewas di jalan karena kehabisan darah. Lucunya, tak ada satupun orang yang menolong. Mereka membiarkan mayat-mayat bergelimpangan hancur dimakan burung nasar.
"Ada apa gerangan orang-orang di sini?" Tanyanya dalam hati.
Ia pun segera bertanya kepada orang-orang sekitar jalan. Tak butuh waktu lama mereka menjelaskan secara jujur tentang ritual-ritual aneh yang telah mereka lakukan. Salah satunya tentang penebusan dosa. Mendengar hal itu, Ariyon minta dipertemukan dengan pemuka agama di sana yang tak lain adalah Sofia.
Ariyon dibawa ke rumah ibadah dan dipertemukan dengan Sofia. Melihat Sofia, hatinya seketika merinding, tampak jelas pada senyumnya sebuah kejahatan yang sangat besar, dimana sebuah kebaikan besar tak mampu mengalahkannya.
"Hai pemuda, hendak ke mana kau melangkah?"
"Aku ingin ke desa Bava untuk mempelajari sebuah ilmu kebatinan dengan guru-guru di sana."
Mendengar jawaban Ariyon, Sofia terhenyak, namun ia berpura-pura tenang agar terlihat baik-baik saja dan tidak ada yang mencurigakan. Setelah dirasa cukup berbasa-basi, Ariyon bertanya perihal ritual yang dilakukan setiap hari Rabu malam.
Meski tak senang dengan pertanyaan itu, Sofia tetap menjawab dengan jujur sebuah ritual kejam yang dilakukan pengikutnya semata-semata untuk menebus dosa kepada dewa Norus dan Sorus. Ia menunjukkan dua buah patung menyeramkan kepada Ariyon.Â