Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengubur Mimpi

16 Desember 2020   07:29 Diperbarui: 16 Desember 2020   07:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah inspiratif itulah yang kujadikan pematik semangat jika semangatku kendor dalam belajar. Tentu masih ada kisah-kisah lain yang kujadikan cambuk untuk menempa semangat belajarku, seperti kisah Imam Muslim. Sama halnya dengan Imam Bukhari, ia rela pergi ke luar negeri untuk mencari ilmu. 

Menariknya, meski punya kesempatan menduduki posisi tertentu dalam pemerintahan yang bisa menjadikannya kaya harta, namun ia memilih fokus tehadap ilmu pengetahuan dan meninggalkan gemerlap dunia. Hidup dalam kezuhudan, dan kesahajaan sebagai simbol kerendah hatian sang pecinta ilmu. 

Karena kegigihan dan ketekunannya, ia berhasil membuat sebuah karya monumental yang masih menjadi rujukan utama dalam mempelajari hadist. Karya monumentalnya berjudul Sahih Muslim.

Dari dua Imam itu, aku yakin bahwa sebuah kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras dan usaha maksimal tanpa memandang latar belakang setiap orang. Siapa dan dimana pun bisa sukses asal mau berusaha sekuat tenaga.

Maka setiap malam aku belajar, mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di kelas. Tak cukup itu, aku juga sering meminjam buku dari perpustakaan dan kubaca tiap malam setelah belajar. Dari situlah ilmuku semakin bertambah, aku mulai mengerti kesenian dan kebudayaan di tempat lain meski tak pernah beranjak dari rumah.

Melalui buku, aku juga mengenal berbagai macam hal-hal menarik di luar pelajaran sekolah. Sesuai pepatah bahwa buku adalah jendela dunia. Karena buku, aku bisa mengelilingi dunia tanpa harus merogoh uang dari saku baju.

Melalui buku, manusia tak lantas menjadi katak dalam tempurung. Hanya tahu pengetahuan sekitar tanpa peduli dengan pengetahuan lain yang berada di luar jangkauan indera. Ya, membaca adalah kunci dari semua kesuksesan.

*****

Sayang, semua yang diimpikan tak semulus kenyataan. Tiga hari lalu ayah mendadak sakit keras, aku sebagai anak tertua harus menggantikan peran beliau sebagai tulang punggung keluarga. Sedang ibu, fokus merawat ayah yang sudah tak sanggup lagi berdiri meski hanya untuk pergi ke kamar kecil.

Kini setiap pagi, aku harus menimba air dari sumur. Menyiapkan air untuk minum dan mandi, sedang Yasin mengambil alih tugas ibu mencuci piring dan pakaian. Setelah itu, ketika matahari sudah menguning, aku pergi mencari nafkah dengan cara menjadi buruh cangkul atas tanah saudagar kaya di desaku.

Bagaimana dengan sekolah, belajar dan mengaji? Di situlah aku mulai memutus asa dan meruntuhkan mimpi-mimpi yang telah kubangun. Setiap detik yang terlewat, hanya untuk memikirkan bagaimana cara menghidupi ayah, ibu, dan Yasin dengan kemampuan terbatasku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun