Mohon tunggu...
AddedSport Asia
AddedSport Asia Mohon Tunggu... Konsultan - Connecting student-athletes in Asia to the world stage

Didirikan di tahun 2013, AddedSport adalah perusahaan Sports Management yang mempunyai misi untuk memajukan atlet-atlet di Asia dengan cara menggandengkan pendidikan dan olahraga. Kami ingin menginspirasi dan mendukung para atlet untuk bermimpi besar dan memiliki tujuan lebih besar di bidang olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pentingnya Melanjutkan Karir sebagai Atlet di Tingkat Universitas

9 Desember 2019   10:27 Diperbarui: 9 Desember 2019   10:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya berusia tujuh tahun ketika saya memegang raket tenis pertama kalinya. Tidak ada tekanan. Tidak ada pikiran untuk menjadi pemain tenis profesional atau kuliah melalui jalur prestasi tenis. Saya bermain karena saya menyukai permainannya. Sesimpel itu. Semakin lama saya bermain, semakin saya menyukai tenis dan semakin berkembangnya saya di olahraga tersebut. Beberapa tahun kemudian, ketika saya mulai bermain tenis secara intensif dan konsisten, banyak pertanyaan membanjiri saya; "Main tenis serius untuk apa?", "Bakal jadi pemain profesional tidak?"

Jika saya ditanya pertanyaan seperti itu hari ini, dengan pengalaman saya, dengan yakin saya akan menyarankan atlit junior untuk menekuni perguruan tinggi melalui prestasi olahraga. Mungkin kamu akan bertanya, "Untuk apa kuliah dengan olahraga? Kenapa tidak menjadi pemain profesional saja?" Ada banyak alasan kenapa meneruskan perguruan tinggi melalui prestasi olahraga sangat disarankan untuk atlit junior.

Pertama, jarak perbedaan antara top atlit junior dan atlit profesional ranking rendah itu sangat besar.

Sebagai atlit profesional, berarti kamu mengatakan kepada dunia, "Ini karir saya,". Orang tersebut mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi atlit profesional. Tidak seperti karir lain, menjadi atlit tidak ada masa pencobaan. Antara kamu menjadi atlit profesional atau tidak. Sekali menjejakan kaki untuk menjadi atlit profesional, tidak ada jalan kembali untuk menjadi atlit amatir.

Tetapi perguruan tinggi atletik mengemban beban berat atlit profesional.

Perguruan tinggi atletik menjadi jembatan untuk top atlit junior yang mengarah ke jalur profesional. Perguuruan tinggi atletik memberi kesempatan kepada atlit junior untuk mengasah kemampuan atletik dan berkompetisi yang sesuai dengan usia dan kemampuan. Perguruan tinggi atletik juga melatih karakter yang atlit tidak bisa raih di sebuah liga.

Sebab perguruan tinggi atletik tidak hanya memberikan kesempatan untuk berkembang secara atletis, tetapi juga secara akademis. Menjadi mahasiswa-atlit memberikan pengalaman unik di mana mahasiswa-atlit bertanggung jawab meraih prestasi akademik tetapi juga menjadi atlit yang mengkontribusi ke tim olahraganya.

Sejauh ini, kesempatan untuk menempuh perguruan tinggi atletik hanya tersedia di Amerika Serikat di mana atlit dari negara mana pun bisa meraih pendidikan sarjana.

Dulu saya berpikir bahwa tenis adalah olahraga yang individualis. Tidak seperti olahraga beregu seperti basket atau sepakbola di mana sebuah tim bergantung pada setiap individu. Pemain tenis hanya bergantung pada dirinya sendiri. Tetapi pengalaman kolega tenis saya mengubah cara pandang saya terhadap olahraga tenis.

Tenis di tingkat perguruan tinggi bukan terdiri dari individu yang bertanding untuk dirinya sendiri, tetapi untuk sebuah tim --- tim universitas tepatnya. Biasanya, pertandingan tenis di tingkat perguruan tinggi ada 6 permainan tunggal dan 3 permainan ganda. Karena pengaturan seperti ini lah yang membuat olahraga tenis tidak terlihat seperti olahraga yang individualis. Dan rekan di tim tenis saya bukan hanya menjadi teman seperjuangan, tetapi juga menjadi keluarga.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Bermain olahraga di perguruan tinggi menjadikan seorang atlit untuk peduli menjadi bagian sebuah tim. Mantan juara dunia Andre Agassi mengatakan bahwa tenis adalah olahraga yang sepi (pemain hanya bertanding untuk diri sendiri), namun  olahraga tenis di perguruan tinggi adalah sebuah olahraga beregu yang menyenangkan dimana kita bertanding secara beregu,  tidak seperti  pemain tenis profesional yang harus memikul beban sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun