Mohon tunggu...
AddedSport Asia
AddedSport Asia Mohon Tunggu... Konsultan - Connecting student-athletes in Asia to the world stage

Didirikan di tahun 2013, AddedSport adalah perusahaan Sports Management yang mempunyai misi untuk memajukan atlet-atlet di Asia dengan cara menggandengkan pendidikan dan olahraga. Kami ingin menginspirasi dan mendukung para atlet untuk bermimpi besar dan memiliki tujuan lebih besar di bidang olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Siklus Golf-Belajar-Tidur

14 Oktober 2019   13:41 Diperbarui: 14 Oktober 2019   13:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jika rutinitas kamu adalah golf, belajar, dan tidur, berarti kamu tinggal selangkah lagi menuju atau menghidupi kehidupan college-golf --- golf di tingkat perkuliahan. Pada umumnya, seperti inilah kehidupan mahasiswa-atlet di universitas Amerika Serikat.

Pola latihan harian pemain golf universitas sungguh membangun disiplin. Saya mendapat tawaran beasiswa untuk bermain golf untuk Tim Golf Wanita di University of Richmond. Selama waktu kuliah tersebut, keseharian saya terlihat seperti berikut;  saya berlatih dengan tim saya selama 3-4 jam enam kali seminggu.

Di hari lain, saya berlatih fisik pada pukul 06:00 pagi sebanyak tiga kali seminggu. Latihan angkat beban dalam satu hari dan latihan kardio di hari lainnya. Latihan fisik kemudian diikuti kelas kuliah pada pagi hari, berlatih pada sore hari. Dalam latihan tersebut, setiap pemain harus mengikuti kualifikasi oleh pelatih saya untuk penentuan siapa saja pemain yang akan masuk ke tim utama untuk bertanding.

Setiap pemain dalam tim  dan ditutup dengan sesi pengerjaan tugas sekolah pada malam hari. Jadi, rata-rata mahasiswa-atlet harus memberi waktu kurang lebih 30 jam untuk olahraga mereka. Jika tidak memberikan usaha yang maksimal dalam waktu tersebut, kemungkinan besar akan dilampaui oleh teman satu tim yang lebih disiplin. Kita saling mendorong dengan memberikan usaha yang maksimal untuk keuntungan bersama sebagai tim. 

Mengapa saya bermain golf di universitas? Satu alasan terbesarnya adalah teman-teman satu tim saya menjadi sistem pendukung saya. Mereka menjadi keluarga bagi saya. Saya tidak akan lupa luapan kegembiraan ketika tim saya menjuarai gelar konferensi dan menembus kualifikasi untuk bertanding di National Championship setelah 12 tahun lamanya. 

Pertandingan konferensi yang tim saya juarai diselenggarakan oleh Bucknell University. Setelah penghitungan skor yang mendebarkan --- tim saya bersorak-sorai penuh kegembiraan waktu saya memenangkan lubang terakhir saya. Momen tersebut sangat bermakna karena tim saya menjuarai pertandingan konferensi tersebut di tahun terakhir saya sebagai pemain golf di universitas. Saya dan pelatih saya terbanjiri tangis haru --- gelar juara tim saya membawa kita ke Turnamen Regional! Setelah mengabadikan banyak momen penerimaan trofi, saya dan tim saya saling membasahi sesama dengan air putih untuk merayakan kemenangan seolah-olah itu champagne. 

Semua hasil kerja keras, latihan tambahan, cedera, operasi dan terapi, tangis dan tawa --- terbayar dengan kemenangan gelar pertandingan konferensi tersebut.

Melalui proses latihan dan pengalaman bertanding selama kuliah, golf tidak menjadi sekedar olahraga  untuk mengamankan beasiswa yang membiayai pendidikan saya. Bermain golf di tingkat perkuliahan membangun karakter dan disiplin yang mempersiapkan waktu saya beranjak dewasa dan memasuki kehidupan bekerja. Golf menjadi bagian dalam pendidikan saya  --- pendidikan  terhadap ketekunan dan determinasi. Saya percaya pengalaman seperti inilah yang mendorong seorang atlet untuk mempersiapkan dirinya lebih ekstra dan memberikan penyokong guna membentuk dirinya sendiri sebagai pribadi yang lebih kuat. Dan itulah yang bisa kamu dapatkan dari golf di level universitas.

Ditulis oleh:

Jessica Lydia

Consultant

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun