Mohon tunggu...
Adhyasta Anindya Ayu
Adhyasta Anindya Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Mahasiswa di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kopi sebagai Gastrodiplomasi Indonesia di Korea Selatan

7 Oktober 2022   23:03 Diperbarui: 7 Oktober 2022   23:04 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, negara-negara di dunia memprioritaskan soft power dengan melakukan berbagai jenis prosedur diplomatik. Menurut Joseph Nye, soft power adalah usaha untuk mencapai sesuatu secara meyakinkan. Diplomasi saat ini tidak hanya mengutamakan aktor negara. Diplomasi budaya adalah salah satu contoh soft power. Budaya yang menarik orang lain adalah salah satu sumber soft power yang paling penting. Namun, aktor non-negara sudah mulai mengembangkan proses diplomatik untuk melayani kepentingan nasional suatu negara. Proses diplomasi yang berlangsung berupa Diplomasi Publik, Diplomasi Budaya, dan lain-lain. Salah satu negara yang menghadirkan diplomasi budaya sebagai sarana mempromosikan kepentingan nasionalnya adalah Indonesia.

Diplomasi budaya itu sendiri adalah pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek budaya lainnya antara satu negara dengan negara lain dan rakyatnya, yang bertujuan untuk menjaga saling pengertian. Nye percaya bahwa alat budaya adalah sumber prioritas. Dalam hal ini, diplomasi pangan merupakan bagian dari diplomasi budaya. Karena makanan atau food art merupakan produk budaya suatu masyarakat. Menurut Paul S. Rockower, diplomasi pangan merupakan cara suatu negara menyebarkan diplomasi publik dengan mempromosikan pangan. Banyak negara yang telah melakukan diplomasi gastronomi. Indonesia telah melakukan gastrodiplomasi melalui permen Kopiko dengan menjadi sponsor bagi serial drama korea "Vincenzo" untuk mengenalkan kopi dan memudahkan masyarakat internasional untuk lebih mengetahui kopi khas dari Indonesia. Diplomasi pangan atau kuliner merupakan salah satu bagian dari diplomasi budaya karena bisa menjadi lambing suatu negara. Hal ini diharapkan bisa bertambahnya interaksi dengan masyarakat yang menjadi sasaran utama.

Gastrodiplomasi merupakan upaya merebut hati dan pikiran masyarakat melalui perut karena menggunakan tradisi kuliner sebagai medianya (Rockower, 2014:13). Rockower percaya bahwa konsep gastrodiplomasi berpotongan memiliki polaritas. Misalnya, diplomasi kuliner memperkuat hubungan bilateral dengan mengundang pejabat dari negara lain untuk berpartisipasi dalam jamuan makan. Ciri khas diplomasi kuliner adalah makan bersama hanya digunakan untuk tujuan diplomatik, dan negosiasi formal dilakukan antar negara, dengan maksud untuk mempengaruhi hasil negosiasi.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan dimulai pada bulan September 1973, kedua negara telah bekerja keras untuk menjaga dan meningkatkan hubungan baik dan kerjasama selama 48 tahun. Pada tanggal 8-10 November 2017, Presiden Moon Jae-In melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, yang semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara. Kedua negara telah menjalin hubungan bilateral jangka panjang, erat dan bersahabat, hubungan bilateral telah mencapai perkembangan yang memuaskan dan berkembang ke arah peningkatan kesejahteraan. Kedua negara dan masyarakat didasarkan pada nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan ekonomi terbuka yang sama. Keberadaan drama Korea di Indonesia dinilai sebagai bentuk diplomasi kedua negara. Drama Korea berjudul "Vincenzo" ini baru-baru ini mengejutkan netizen Indonesia dengan permen Kopiko yang muncul di drama tersebut. Drama ini dimainkan oleh aktor Song Joong Ki, membuat drama ini semakin populer.

Selain itu, pemilik Kopiko, PT Mayora Indah TBK, memang menjadi sponsor acara tersebut dan berhasil menunjukkan salah satu keragaman kopi Indonesia yang semakin mendunia. Presiden Mayora Group Andre Sukendra Atmadja sangat bangga dengan pencapaian ini. Berbagai brand kelas dunia biasanya mensponsori drama Korea dengan aktor papan atas, maka Kopiko adalah salah satu brand tersebut. Kopiko sendiri sudah dikenal luas dan diminati di lebih dari 100 negara. Permen kopiko muncul di episode 14, 15 dan 20 dalam drama Korea Vincenzo, yang cukup menarik perhatian netizen Indonesia dan berdampak positif pada penjualan produk secara global. Selain Kopiko, kemunculan Kopi Luwak juga mengejutkan netizen. Di episode 15 disebutkan bahwa Kopi Luwak adalah kopi termahal di dunia. Kopi dianggap sebagai salah satu soft power diplomasi Indonesia.

Kopi dianggap sebagai salah satu soft power diplomasi Indonesia. Karena itu, pendekatan Kopiko sebagai sponsor dalam drama Korea "Vincenzo" memiliki kelebihan tersendiri. Debut permen Kopiko yang muncul di drama Korea memberikan harapan dan kesempatan untuk go international. Kehadiran Permen Kopiko dan Kopi Luwak sebagai perwakilan kopi Indonesia juga semakin meningkat berkat popularitas drama Korea Vincenzo yang ditayangkan di berbagai negara melalui website dan aplikasi online Netflix. Hal ini tidak terlepas dari peran media jaringan yang menjadikan segala sesuatunya menjadi tren. Diplomasi bertujuan untuk saling melindungi kepentingan dan menjaga kerjasama antar negara. Dalam hal ini, kopi adalah semacam soft power untuk mempromosikan Indonesia, dan saya berharap pencapaiannya dapat menginspirasi brand Indonesia lainnya untuk segera mendunia.

Setelah sukses menginspirasi fans Indonesia dengan penampilannya di Vincenzo, permen hitam ini muncul kembali di drama Korea "Mine". Dalam drama ini, permen Kopiko Blister muncul di episode 4. Dalam adegan ini, permen tersebut muncul saat Seo Hee Soo yang diperankan oleh artis papan atas Lee Bo Young sedang merias wajahnya. Kemudian salah satu karyawan menawarinya sekotak permen. Sambil menikmati manisan tersebut, ia langsung mengucapkan terima kasih kepada pegawainya dan mengatakan bahwa rasa kantuknya sudah hilang. Adegan dari drama Korea diharapkan dapat memicu minat publik terhadap kopi Indonesia melalui permen. Meningkatnya minat masyarakat Korea Selatan terhadap kopi Indonesia membuka peluang bagi pengusaha kuliner untuk membuka dan menjadi lahan pekerjaan untuk membuat kopi yang enak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun