Mohon tunggu...
Adam Pratama
Adam Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Amorfati Fatum Brutum

To Infinity and Beyond

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir Kritis atau Berpikir Tidak Kritis?

3 Juni 2021   02:44 Diperbarui: 3 Juni 2021   02:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering mengalami atau melihat sebuah permasalahan yang membuat kita harus berpikir bagaimana caranya untuk memecahkan sebuah permasalahan tersebut. Sebagai seorang insan yang dikarunia akal oleh sang pencipta tentunya kita harus mampu menciptakan solusi-solusi yang relevan untuk kita terapkan dalam memecahkan sebuah permasalahan yang sering kita alami.

Berpikir kritis merupakan kemampuan seorang insan untuk berpikir secara jernih serta rasional dalam melakukan apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercaya, berpikir kritis juga merupakan proses dimana kita sebagai seorang insan harus membuat penilaian yang masuk akal, logis, dan rasional. Maka dari itu berpikir kritis merupakan salah satu tindakan yang tepat kita gunakan dalam bertindak memecahkan problematika yang sedang kita alami.

Menurut saya berpikir merupakan salah satu tindakan yang tepat untuk memecahkan sebuah permasalahan, karena ketika kita berpikir kritis kita akan mendapatkan manfaat yang banyak seperti: 1) Mudah menyelesaikan masalah, 2) Menjadi lebih open minded 3) Dapat berkomunikasi dengan baik melalui pemikiran atau ide-ide yang rasional dan logis.

Lalu, bagaimana membedakan diri kita itu kritis atau tidak kritis?

Menurut opini saya, pertama jika kita masuk kategori sebagai pemikir kritis tentunya kita mampu mencari informasi-informasi atau teori-teori yang relevan kemudiaan memisahkan dengan informasi serta teori yang tidak relevan. Kedua, pemikir kritis mampu memfilter informasi atau teori yang relevan dari informasi atau teori yang tidak relevan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, pemikir kritis pula mampu menciptakan sebuah solusi out of the box.

Kemudiaan, jika kita masuk kategori tidak kritis, kita akan cenderung mengumpulkan suatu informasi atau teori menjadi suatu kesatuan tanpa memfilter telebih dahulu informasi atau teori yang kita dapat, hal ini karena kita merasa semua informasi atau teori yang kita dapatkan itu semua sama penting-nya. Hal ini pula yang membuat kita bisa dikatakan tidak kritis.

Satu hal yang harus kita ketahui, tidak semua hal baik informasi atau teori dll relevan untuk diterapkan dalam memecahkan sebuah permasalahan, kita harus mampu memfilter terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah tindakan, agar bisa kita gunakan dalam menciptakan atau membuat sebuah solusi yang rasional, logis dan akurat dari permasalahan yang sedang kita alami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun