Mohon tunggu...
Adam FazaGimnastiar
Adam FazaGimnastiar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Membuka dunia dengan kunci bernama tulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Grab Ada untuk Semua

22 Desember 2019   08:41 Diperbarui: 22 Desember 2019   08:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Saya adalah seorang mahasiswa, yang sedang menempuh  studi S1 di salah satu Universitas ternama di Bandung. Umur saya 19 tahun dan kesibukan saya selain berkuliah adalah mencari nafkah untuk keluarga. Saya mengajar les, kerja sebagai auditor di salah satu platform audio, berjualan dengan ibu. Ya, itu adalah pekerjaan yang membutuhkan banyak sekali tenaga, dan modal.

Baik itu berupa makanan, atau sekedar bensin untuk menempuh perjalanan dari rumah ke kampus, atau kampus ke tempat kerja, atau tempat kerja ke rumah. Uang jajan perminggu yang memang sudah dijatahkan pun harus rela terpotong untuk bensin, belum lagi kalau motornya mengalami "ngadat" alias mogok atau ban bocor.

Ada kalanya ketika saya tidak berada dekat dengan motor saya. Misalnya seperti ketika saya pergi keluar kota menggunakan kereta atau kendaraan umum, yang notabenenya hanya akan mengantarkan kita sampai dengan terminal atau stasion. Kesulitannya kita selalu merasa bingung untuk memilih kendaraan apa yang akan digunakan.

Kebanyakan daerah stasion ataupun terminal sangat banyak sekali dijadikan tempat tongkrongan bagi para supir taksi, ojek, becak, bahkan delman yang sudah siap mengantar kita kemana saja. Bukannya tidak ingin, ataupun merasa minder.

Namun, tarif atau ongkos yang digunakan seringkali membuat kita berfikir dua kali sampai lima kali untuk merogoh kocek. Tapi karena, saya harus sampai ke tujuan maka saya merelakan uang yang saya miliki untuk membayar kendaraan.

Dan bukan hanya kendaraan yang menjadi beban fikiran saya ketika diperjalanan, ada masalah yang lebih sensitif dibandingkan ongkos kendaraan yaitu masalah perut.

Perjalanan yang panjang tentunya menguras tenaga kita, sehingga perut terus meronta ronta untuk segera mendapatkan jatahnya untuk segera diisi kembali. Namun biasanya rasa lapar hilang ketika mata kita melihat kondisi dompet yang lebih kering disbanding sawah pak rt waktu kemarau.

Pas sampai ke tujuan, bukannya istirahat namun kita ternyata malah disuruh untuk mengantarkan salah satu kue nastar buatan bibi kita ke teman dekatnya yang berada sekitar 8 KM dari rumah bibi.

Akhirnya kita kembali menguras dompet, menguras isi perut, dan tentunya menguras tenaga. Namun saya tetap lakukan itu dengan ikhlas karena mengingat banyak sekali jasa bibi dan jasa keluarganya kepada saya, sehingga saya masih tetap bisa bekerja.

Sampai pada akhirnya, saya sangat merasa lelah, malas, dan lapar untuk melakukan kegiatan tersebut. Motor saya yang kadang tidak berada didekat saya ataupun tidak memiliki bensin mempersulit saya untuk melakukan kegiatan. Saya sangat membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan semua kerjaan serta tanggung jawab saya tentunya.

Dan pada akhirnya saya menemukan Super App yang benar-benar bisa bantu kita untuk menyelesaikan semua permasalahan kita. Mulai dari rasa kelaparan, mengawet volume bensin, hingga menyimpan tenaga karena kita tidak melakukan sesuatu apapun sama sekali, kita hanya perlu kuota atau wifi dan kita hanya perlu smartphone untuk bisa menyelesaikan semua masalah itu, dengan satu aplikasi yang sangat luar biasa, Aplikasi untuk semua, hanya ada di Grab!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun