Mohon tunggu...
ADAM Adam
ADAM Adam Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ah, saya hanya orang bodoh.\r\nCall me : 081380122204-081567953337

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setiap Anak Membawa Rejeki

15 Agustus 2011   13:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45 2534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anindya, Adam dan Ararya

Setiap anak membawa rejeki masing-masing. Ah, ini memang ungkapan kuno yang selalu didengungkan oleh orang-orang tua yang memang belum bisa “mengerem” kelahiran anak. Tidak berlebihan kalau orangtua jaman dahulu  mempunyai anak berjibun. Orangtuaku misalnya, mempunyai  9 anak. Kakek dan nenek juga mempunyai 9 anak. Mertuaku, tidak ketinggalan mempunyai 9 anak. Paman dan bibiku malah lebih brilian dalam soal memproduksi anak, samping. Bisa dibayangkan betapa penuh sesak rumahnya. Tapi tunggu dulu, bukankah pada jaman dahulu rata-rata mereka mempunyai lahan yang cukup luas untuk sebuah rumah?.

Ungkapan tersebut, untuk kehidupan “kekinian” makin kehilangan maknanya. Manusia “sekarang” telah kehilangan “roh” dalam mewarisi ajaran para leluhur. Setiap anak, membawa rejeki masing-masing. Hmm.., entah kebetulan atau tidak, ternyata masing-masing anak dilahirkan oleh istriku memang membawa rejeki, karena masing-masing telah membawa kebahagiaan sejati, bagi keluarga kami. Kebahagiaan adalah rejeki, dan tidak bisa diperbandingkan dengan rejeki  berupa materi.

Tapi secara konkrit mengenai definisi “setiap anak membawa rejeki”, aku alami beberapa waktu ini. Anak kedua (perempuan), kebetulan mempunyai sifat “pede” habis. Dia selalu tampil didepan, tidak mau menjadi "follower". Beberapa waktu yang lalu, setelah berjalan-jalan di mall, kebetulan ada  lomba fashion trendy anak. Dia memaksa ikut. Dengan penuh keraguan, terpaksa aku daftarkan. Ternyata pada waktu lomba, tanpa diduga dia bisa juara III, dari sekitar 25 peserta usia 5-12 tahun. Padahal anakku tidak mempunyai pengalaman sama sekali berlenggok-lenggok diatas panggung. Hadiahnya lumayan, uang tunai plus piagam. Pokoknya, hadiah  impas dengan modal.

Kalau anak ketiga, karena keisengan istri mengirimkan foto bayi, anak saya mendapatkan hadiah...100 pengirim pertama voucher Rp. 100.000,-. Anak pertama lebih sering sebagai “supporting”. Ketika acara Bukber Telkomsel-Kompasiana tanggal 13 Agustus 2011 yang lalu, sebenarnya saya  malas datang, selain  cuaca  panas, saya juga mengantuk berat. Tapi anak sulung saya bilang: “Ayah datang saja, siapa tahu dapat hadiah.” Ternyata benar, puasa membawa berkah, saya dapat hadiah HP HT G76 Link yang cantik buat istri. Hehehe… Sesuatu yang disyukuri adalah rejeki.

Jadi ternyata, ungkapan orangtua benar juga, tiap anak membawa rejeki masing-masing.

(Telkomsel Ramadhanku)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun