Mohon tunggu...
A Damanhuri
A Damanhuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Gemar bersosial dan penikmat kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Mengucapkan sebuah kata sejati, adalah mengubah dunia. Dalam kata ditemukan dua dimensi: Refleksi dan Tindakan". (Paulo Freire)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menapaki Kebangkitan PKB Sumbar Antara Asa dan Harapan

25 Februari 2020   21:47 Diperbarui: 25 Februari 2020   21:39 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Khambali (tengah) berdiskusi dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi soal kemajuan dan kemandirian santri di provinsi itu. Khambali pernah jadi Pjs Ketua DPW PKB Sumbar, yang menjembatani keutuhan partai itu di tengah konflik yang menajam. fotok dok facebook ahmad khambali

Menapaki kebangkitan PKB Sumatera Barat antara asa dan harapan; 80 persen umat Islam Minangkabau adalah berhaluan Ahlussunnah wal Jama'ah. Itulah tantangan dan opportunity bagi seorang Ahmad Khambali dalam membesarkan PKB. Di awal konflik yang begitu tajam antara Mas Imin, begitu dia menyapa H. A. Muhaimin Iskandar, sang Ketua Umum DPP PKB dengan mendiang Gus Dur, selaku Maha Guru PKB dan dia sebagai profesional pada profesi sejati; ahli di bidang keuangan.

Dengan penuh istiqomah pada saat itu Ahmad Khambali selaku pribadi harus berdiri, dan bersatu di barisan Mas Imin, begitu dia biasa memanggil Muhaimin Iskandar. Kenapa harus begitu? Karena Mas Imin adalah sosok yang mengetahui tentang lorong-lorong politik dan lorong hukum. 

"Dan pada saat itu kita semua dididik untuk mendewasakan diri dalam berpolitik. Situasi pada awal konflik cukup menegangkan dan penuh dengan intimidasi terhadap dirinya pribadi, yang akhirnya atas inisiatif Mas Imin, saya mampu untuk bisa menjembatani keutuhan PKB Sumatera Barat pada saat awal konflik demikian," ujar dia, Sabtu 12 Mei 2012.

"Pada bulan Februari 2008 kita adakan pertemuan di Restaurant Lamun Ombak," katanya. Di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman dengan seluruh DPC PKB se-Sumatera Barat bersama Ketum DPP PKB, Muhaimin Iskandar. Menyatakan sikap tetap setia dan mendukung penuh kepemimpinan H. A. Muhaimin Iskandar dan minta untuk segera mengambil langkah-langkah strategis, demi keutuhan partai dan kemaslahatan warga PKB. 

Kurun dua bulan pasca pertemuan Lamun Ombak, dengan penuh intrik dan manuver berbagai kubu serta dengan semangat PKB ria dan ambisi setiap pribadi, setiap orang menginginkan jadi Ketua DPW PKB Sumbar. Namun, pihak DPC-DPC pada saat itu tidak menghendaki PKB Sumbar di pegang oleh orang yang tidak mengerti roh, dan perjuangan PKB itu sendiri.

"Sehingga pada saat itu seluruh DPC PKB se-Sumbar meminta saya untuk bersedia dan mau untuk mengemban amanah menjadi Pjs Ketua DPW Sumbar. Dengan berat hati, dan saya juga meminta kepada kawan-kawan seperjuangan, bahwa saya pekerja swasta yang di larang berpolitik secara praktis. Tetapi dengan di desak terus oleh DPC-DPC, akhirnya saya terima tawaran untuk mengemban amanah sebagai Pjs Ketua DPW PKB Sumbar, dengan syarat hanya empat bulan masa transisi untuk melakukan Muswilub. Janji saya untuk menjabat Pjs menuju Muswilub sesuai target. Saya menghadap Ketum untuk melaksanakan Muswilub. Akan tetapi Ketum saat itu malah marah-marah. Orang semua berebut pingin jadi Ketua DPW, tapi kamu kok malah gak mau? Saya jawab pertanyaan Ketum dengan kata; Mas, kan saya hanya ingin PKB di Sumbar besar dengan Ahlussunnah-nya, dan saya hanya ingin membantu kawan-kawan menuju legislatif, sebagai kepanjangan tangan Orang-orang Ahlussunnah dan NU. Sebab saya pekerja swasta," cerita Ahmad Khambali.    

Nah, respon Ketum pada waktu itu geleng-geleng kepala karena semua orang mengharapkan jadi Ketua. "Tapi saya malah ingin segera melaksanakan Muswilub. Saya membesarkan PKB Sumbar penuh dengan suka cita. Karena bagi saya, PKB adalah roh dan jiwa saya. Di manapun saya bertugas, selalu memberikan support kebesaran PKB. Bahkan sampai sekarang dapat julukkan dari Ketum, 'Khambali Pengurus Bayangan'. Di mana provinsi selalu ada saya. Kesedihan pasti ada. Sedih manakala kita bekerja sendiri untuk mendesain, bahwa PKB Sumbar ada, walau meninggalkan profesi yang saya tekuni yang membesarkan saya selama ini. Akan tetapi, ikhtiar saya kadang di anggap menjadi ancaman bagi segelintir orang dan berusaha mengadu domba. Tetapi dengan Istiqomah dan bekal ilmu di kantor, semua permasalahan itu kita selesaikan dengan clear, dan bisa di pertanggung-jawabkan secara tertulis di hadapan Ketum," ulasnya.

Keberkahan selalu ada. "Di saat saya mengurusi DPW PKB Sumbar dan mampu menaikkan jumlah kursi legislatif di kabupaten dan kota. Pencapaian target di profesi saya hancur lebur. Tetapi malah saya di angkat menjadi Kanwil Sumatera, yang mau tidak mau harus berkantor di Medan, Sumatera Utara. Itulah Barokahnya. Karena mengurus PKB dengan ikhlas dan penuh perjuangan," ungkapnya.

Akhmad Khambali yang pernah berkecimpung pada sejumlah organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU), mulai dari IPNU, GP. Ansor, AMNU, PMII, PPM serta sejumlah aorganisasi lainnya di lingkungan NU itu dilahirkan pada 09 Juli 1972. Baginya, hidup adalah aqidah dan perjuangan. Lahir di Jawa, besar dan beristrikan urang awak. Dia masuk PKB Sumatera Barat pasca Muswil II PKB, setelah terpilihnya Buya Ibnu Abbas dan Azwandi Rahman menjadi Ketua Dewan Syura dan Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Sumbar pada 2006. Ahmad Khambali menjabat Wakil Ketua, dari komunitas Jawa yang berdomisili di Padang.

Ke-Nu-an Ahmad Khambali tak diragukan lagi. Dia alumni Pesantren Alhikmah. Kini menjadi profesional. Semasa bersama PKB di bawah kendali Azwandi Rahman, ia termasuk orator. Bersuara lantang, dan sangat mantap dalam memberikan motivasi terhadap kader dan konstituen PKB itu sendiri. Ke depan Ahmad Khambali berharap, PKB Sumbar akan tambah solid. Konsisten dalam memperjuangkan kepentingan umat, khususnya kaum Ahlussunnah wal jama'ah dan jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Menurut dia, situasi yang kondusif di internal PKB saat ini hendaknya di jadikan momentum kebangkitan PKB Sumatera Barat. Minimal bisa mengantarkan kader terbaiknya ke Senayan dua orang, dan lima orang di DPRD provinsi. Dan yang tidak kalah pentingnya, adalah pengurus harus amanah, mengerti tentang roh perjuangan dan jati diri PKB yang sebenarnya. Rangkul semua komponen yang ada. Saling memberikan support satu dengan yang lainnya. Dengan berbekal ini semua, kita yakin PKB di Ranah Minang akan menjadi kontestan Pemilu yang akan di perhitungkan banyak orang. Dan yang paling utama adalah; pengurus yang ada saat ini jangan pernah melupakan sejarah perjuangan pada saat awal-awal konflik. Rangkul semuanya. Kalau seorang Ketum PKB saja tidak pernah melupakan sejarah perjuangan, maka PKB Sumbar tentu lebih menghargai sejarah demikian. Apalagi kultur Minangkabau yang selalu mengedepankan badunsanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun