Mohon tunggu...
Andika Firmansyah
Andika Firmansyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pengarang puisi yang akan mahsyur

Tanyakan pada Tuhan tentang saya lewat doa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Selamat Datang Era Digital, Terima Kasih Kertas!

7 Juni 2020   10:44 Diperbarui: 7 Juni 2020   14:38 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke persoalan kertas dan digital. Mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemperin), dalam tiga tahun ke depan, terdapat penambahan kapasitas terpasang produksi untuk pulp sebanyak 2 juta ton, dan kapasitas produksi kertas sekitar 3 juta ton.

Dari data tersebut, bisa diasumsikan bahwa kertas tidak akan pergi dari kehidupan kita. Kertas masih dibutuhkan dilihat dari meningkatnya jumlah permintaan ekspor luar negeri. Pemanfaatan kertas bukan hanya pada dunia literasi saja, tapi juga pada beberapa aspek, seperti e-commerce, industri rokok, dan makanan.

Seperti yang ditulis di awal tadi, kertas masih berguna. Hanya saja dominasinya yang tergantikan oleh teknologi digital. Yang biasa membaca buku, beralih pada e-book; yang biasa membaca surat kabar, sekarang hanya tinggal berselancar di media daring. Kertas hanya berubah menjadi layar komputer dan layar telepon pintar. Jika ingin mencari kertas, percayalah dia masih ada walau hanya menjadi pembungkus nasi.

Yang menjadi problematika di era digital ini adalah segala informasi begitu deras dan cepatnya mengalir. Sehingga masyarakat dunia khususnya di Indonesia juga cepat menerima dan bereaksi tanpa sempat menyaring dan cek ulang kebenaran dari informasi tersebut.

Hal ini menyebabkan kesalahpahaman dan kesalahan dalam menafsirkan sebuah informasi sehingga menimbulkan konflik. Ya itulah salah satu dari sekian banyak efek yang dihasilkan oleh teknologi digital.

Lantas, bagaimana kita harus menyikapinya? Sederhana saja. Bijaksanalah dalam menggunakan internet. Jika mendapat terusan informasi dari jejaring sosial bacalah sampai selesai, jangan baru baca headlinenya sudah langsung kirim ke banyak orang.

Di era kertas, kita menulis diary dan hanya diri sendiri yang bisa membaca kisah keseharian itu. Tapi hari ini apa yang terjadi? Menulis status di media sosial, maka telanjanglah kita. Apapun dibagikan, terbuka, siapa bisa tahu, bisa mengenal kita tanpa harus bertemu dengan kita.

Pada akhirnya, semua kembali kepada kita sebagai pengguna sekaligus penikmat dari kertas dan teknologi digital. Mau jadi apa, itu tergantung dari diri sendiri bagaimana cara memanfaatkannya. Jika menggunakan untuk hal yang baik, maka akan baik jadinya. Dan jika sebaliknya, maka hancurlah kita.

Sekali lagi, janganlah khawatir kita akan kehilangan kertas, tetapi jangan pula terlalu terpesona akan kehadiran era digital. Sambutlah zaman ini dengan kesiapan mental dan akal budi, bukan dengan euforia semata. Dan berterima kasihlah pada kertas yang telah memberi manfaat dan kenangan yang begitu indah.

telah tayang di qureta.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun