Mohon tunggu...
Ahmad AdabiySaputra
Ahmad AdabiySaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 💞yang baca dalem ati bahagia terus yaa

📍Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ✍️20107030105

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sibling Rivalry: Mengatasi dan Menyikapi Perselisihan Saudara

14 April 2021   15:15 Diperbarui: 17 April 2021   14:29 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya saudara kandung memang menyenangkan. Ada teman di rumah, sehingga kamu tidak akan merasa kesepian. Tumbuh bersama dengan kakak atau adik yang usianya terpaut tidak terlalu jauh jelas pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup.Tapi ternyata tidak hanya kesenangan yang akan kamu dapat, karena akan ada kejengkelan dan pertengkaran yang tidak ada habisnya. Bahkan tak jarang berlangsung hingga kamu dewasa. Dijamin, tidak ada satu pun saudara kandung di dunia ini yang tidak pernah bertengkar atau berdebat. 

Sebenarnya wajar jika muncul persaingan antar saudara kandung. Perlu mendapat perhatian lebih lanjut jika terdapat ketegangan dan konflik terus-menerus diantara saudara kandung yang sulit diatasi. Muncul perilaku agresif terhadap saudara kandung yang semakin meningkat dalam hal kuantitas dan intensitas, seperti memukul, menendang, mencakar, dan merusak milik saudara kandung. Selain perilaku-perilaku tersebut, hal meningkat lainnya yang perlu diperhatikan adalah sikap tidak mau berbagi dengan saudara kandung, tidak mau membantu saudara kandung, dan sering mengadukan kesalahan saudara kandung ke orangtua.

Pernah engga kamu bertengkar dengan saudara kandung? Biasanya apa penyebab masalah dan bagaimana kamu berdua mengatasinya? Setiap orangtua pasti ingin semua anak-anaknya selalu rukun. Namun, faktanya pertikaian akan selalu ada, baik persoalan sepele ataupun yang dapat membuat perselisihan hebat. Biasanya ini disebutn dengan sibling rivalry. Apa itu sibling rivalry ?

 Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Persaingan saudara atau sibling rivalry adalah jenis kompetisi atau permusuhan di antara saudara kandung, baik yang berhubungan dengan darah atau tidak. Saudara kandung biasanya menghabiskan lebih banyak waktu bersama selama masa kanak-kanak daripada yang mereka lakukan dengan orang tua. Wikipedia

Sibling rivalry bisa diartikan sebagai kompetisi antar saudara kandung, baik antar saudara kandung yang berjenis kelamin sama ataupun berbeda. Kompetisi ini diwarnai oleh rasa iri, cemburu, dan persaingan. Bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti perhatian ibu, mainan baru, dan lain-lain. Bersaing bisa pula untuk membuktikan sesuatu, seperti menjadi yang paling berprestasi, paling disayang orangtua, paling banyak teman, dan lain-lain.

Persaingan antar saudara kandung dapat terlihat sejak ibu mengandung anak kedua. Beberapa anak pertama akan menunjukkan sikap senang dengan calon adik baru namun beberapa mulai menunjukkan sikap makin rewel, menolak berpisah dengan ibu, dan lain-lain. Setelah anak kedua lahir, anak pertama melihat kasih sayang dan perhatian orangtua tercurah pada anggota baru di keluarga. Ia tidak lagi menjadi paling istimewa dan berkuasa. Ia kini harus berbagi dengan adiknya. Waktu bermainnya dengan ayah dan ibu berkurang, barang-barang lamanya digunakan oleh adik 'baru' ini, keinginannya tidak lagi paling diutamakan. Ini dapat memunculkan persaingan dengan adiknya tersebut demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Banyak faktor yang melatarbelakangi pertengkaran saudara kandung saat dewasa. Menanggapi pertanyaan tadi, begini jawaban dari Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog dari KlikDokter."Misalnya, sejak kecil, si kakak beradik sering dibanding-bandingkan. Si kakak selalu dianggap lebih baik dan kepentingannya selalu dinomorsatukan. Karena tak punya power, si adik cuma bisa memendamnya saja," kata Ikhsan."Seiring berjalannya waktu dan sang adik sudah dewasa, rasa kompetitif kian menjadi-jadi. Timbullah rasa dendam. Bisa saja salah satunya ingin memutarbalikkan keadaan. Jika waktu kecil disepelekan, maka sekarang ia ingin menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya," tambahnya. Dengan demikian, faktor pertama yang dapat membuat kakak adik bertengkar adalah pembuktian diri. Ini karena sejak kecil disepelekan meski orang lain tidak menyadari hal itu.

Kurangnya waktu bersama juga bisa memicu pertikaian saudara kandung di saat dewasa. Umumnya, faktor ini terjadi di fase-fase remaja.Ini karena fase tersebut merupakan fase di mana seseorang sedang memiliki banyak teman dengan berbagai latar belakang dan karakter. Ia pun mulai mendapatkan hal-hal baru yang tidak diberikan oleh keluarganya. "Karena banyak masukan atau faktor eksternal baru, karakter kakak dan adik bisa berubah. Awalnya nyambung, jadi nggak nyambung lagi. Kalau kondisi itu lama dibiarkan, akhirnya muncul jarak di antara keduanya.

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mereka menyatakan "Sibling rivalry dapat terjadi pada anak dengan adiknya yang baru lahir atau pada dua saudara pada usia berapapun. Untuk mengatasi kedua jenis sibling rivalry tersebut diperlukan pendekatan yang berbeda". Sibling rivalry seorang anak dengan adiknya yang baru lahir dapat diatasi dengan cara berikut:

  • Mendorong anak untuk memiliki teman-teman sebelum adiknya lahir.
  • Membuat anak yang lebih tua tetap merasa penting dalam keluarga.
  • Tunjukkan rasa menghormati terhadap barang anak yang dianggap berharga. Beritahu kepada anak jika barangnya akan dipinjam atau digunakan untuk adiknya.
  • Berilaku dan bertutur kata secara baik.
  • Menunjukkan dan mengajarkan empati kepada anak agar anak dapat menerima adik barunya dengan baik.
  • Meluangkan waktu bersama masing-masing anak secara rutin. Hal ini penting untuk membangun rasa percaya dan aman pada diri masing-masin adank. Waktu bersama dapat dilakukan saat kegiatan sederhana, seperti membaca, berjalan-jalan, atau melakukan kegiatan rumah tangga.

Untuk sibling rivalry pada kakak-beradik di usia yang lebih besar, dapat diterapkan beberapa tips berikut:

  • Masing-masing anak perlu diperlakukan sebagai individu yang berbeda sesuai karakternya. Karena masing-masing anak memiliki sifat yang unik, maka anak sebaiknya tidak selalu diperlakukan dengan pendekatan yang sama.
  • Berikan pujian saat anak-anak rukun. Gunakan kalimat yang jelas agar anak tahu perilaku apa yang baik dan terpuji.
  • Tunjukkan kasih sayang melalui kata-kata dan perbuatan.
  • Berikan waktu agar anak dapat bermain sendiri atau bersama teman.
  • Ciptakan suasana rumah yang menyenangkan dan suportif, termasuk tempat untuk bermain.
  • Bimbing anak untuk menyatakan perasaan dan pendapatnya dengan baik.
  • Ajarkan anak untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.

Selain itu, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dihindari orangtua dalam menghadapi sibling rivalry:

  • Jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak, adik, atau temannya.
  • Jangan membela salah satu anak secara khusus. Memiliki kedekatan tertentu dengan salah satu anak merupakan hal yang wajar, namun jangan tunjukkan hal ini secara terang-terangan karena dapat memicu kecemburuan dan kebencian pada anak lainnya.
  • Jangan memberikan privasi berlebihan kepada anak, seperti memberikan televisi pada masing-masing kamar anak. Hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk belajar memecahkan masalah dan bernegosiasi.
  • Jangan memaksakan anak untuk memiliki teman-teman yang sama. Dorong anak untuk memiliki hubungan pertemanan sendiri.
  • Jangan memaksa anak untuk meminta maaf jika ia tidak merasa bersalah. Hal ini hanya mendorong anak untuk berbohong. Orangtua sebaiknya memberikan waktu agar kemarahan anak dapat mereda dan mendorong anak untuk mencari solusi dari masalah asal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun