Peka. Jadi semacam kata kunci yang kerap dijadikan rujukan lalu disampaikan ke masyarakat oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Setiap berbagai kesempatan, Menteri Ryamizard kerap menyelipkan pesan kata itu. Jika dipikir cermat, memang betul juga peka yang kerap didengungkan Menteri Ryamizard harus dimiliki oleh masyarakat.
Bahkan: Menteri Ryamizard patut dijadikan teladan mengimplementasikan makna kata peka itu. Menteri Ryamizard mencontohkan dalam tindakan nyata.
Misalnya saja; ketika Menteri Ryamizard bersedia menerima kunjungan dan dialog dengan kelompok PA 212. Ormas yang dianggap secara politis berseberangan dengan pemerintahan Jokowi, di mana Menteri Ryamizard adalah 'pembantu Presiden'.
Tapi semua itu bukan penghalang bagi Menteri Ryamizard. Sebab Menteri Ryamizard punya kepekaan bahwa menggamit silaturahmi dengan kelompok yang berseberangan secara politis akan 'menyejukkan' suasana kehidupan kebangsaan. Tak ada lagi perseteruan gara-gara beda pilihan politik.
Contoh lain; Menteri Ryamizard amat peka bahwa lingkungan RT tidak boleh disepelekan. Mentang-mentang ruang lingkup terkecil dalam pemerintahan, lalu 'cuek' saja.
Kepekaan Menteri Ryamizard bahwa semua ruang lingkup punya peranan yang sama untuk menjaga pertahanan dan kedaulatan bangsa. Menteri Ryamizard mengimbau untuk dijaganya wajib lapor ke pengurus RT bagi setiap pendatang masyarakat baru.
Tujuannya: agar aksi terorisme atau kejahatan lain dapat ditangkal. Tidak ada ruang bagi pelaku kejahatan untuk menghancurkan Indonesia. Di situ kepekaan Menteri Ryamizard memiliki arti besar kendati di ruang lingkup terkecil.
Jadi: Menteri Ryamizard mengajarkan pentingnya peka dalam kehidupan. Sebab punya andil untuk kemaslahatan bangsa Indonesia. Peka ternyata tak hanya kata bagi Menteri Ryamizard. Sikap layak ditiru.
