Lucu. Menggelikan. Layak kalau tertawa terbahak-bahak. Protes hasil Pemilu 2019 lalu mengancam kerahkan massa (people power). Tapi memaksa.
Ingin people power kok memaksa? Ingin mengerahkan kekuatan massa tapi kok menarik paksa supaya ikut? Silahkan tertawakan.
Tidak ada satu pun teori sosial mengenai gerakan massa maupun aksi revolusioner yang strateginya memaksa masyarakat. Itu bodoh.
Lagi juga: narasi provokatif soal kecurangan Pemilu 2019 tidak valid. Hanya dugaan kepentingan politik. Ditambah lagi sistem politk tata negara Indonesia sudah beda dengan Orde Baru yang memang membuat massa harus bergerak.
Patut dicurigai kelompok yang memaksa people power itu adalah kumpulan orang-orang tidak cinta Indonesia. Ingin membenturkan sesama masyarakat.
Manusia-manusia yang ingin Indonesia tidak damai. Sesama masyarakat tak lagi bersatu. Kemudian bobol pertahanan nasional akibat konflik.
Lucu saja. People power harus memaksa orang ikut. Sadarlah, masyarakat saat ini telah cerdas logika. Tidak lagi buta politik. Demokrasi politik Indonesia juga makin baik.
Memang wajar ditengarai yang memaksa masyarakat ikut konvoi people power adalah badut politik. Hanya membuat ulah jenaka saja. Tapi berujung keburukan fatal untuk negara.
Kalau mereka perlu ditindak tegas sesuai hukum, memang sudah benar. Sebab mengancam masa depan utuhnya Indonesia. Kita harus mendukung penerapan sanksi hukum tersebut.
Duhai para pemaksa people power, kalian lucu. Sebaiknya ikut kontes stand up comedy saja.