Kemudahan dalam genggaman, salah satunya adalah kemudahan mengakses berita serta melaporkan berita. Siapapun dapat menulis pada media online, berisikan hal apapun yang ingin Ia tuliskan. Jurnalisme warga atau citizen journalism yang juga termasuk dalam jurnalisme online, menjadi sangat banyak dan mudah kita temui saat ini. Jurnalisme online sebelum dikenal seperti saat ini, memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya ketika seorang bernama Matt Drudge memplublikasikan pada laman pribadinya http://www.drudgereport.com/ mengenai skandal perselingkuhan yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky pada 17 Januari 1998. Kisah ini dikatakan menjadi tonggak atau awal mula munculnya jurnalisme online.
Sebelum kisah perselingkuhan yang dituliskan Matt Drudge mencuat ramai diperbincangkan pada media online, sudah ada koran pertama yang juga muncul secara online yaitu Chicago Tribune pada Mei 1992. Setelah itu barulah mulai bermunculan media-media sosial yang juga dapat menjadi sarana jurnalisme online.
Di Indonesia, media berita online pertama muncul pada tahun 1990-an. Republika yang muncul secara online dan pertama dalam memberikan berita-beritanya sejak 17 Agustus 1994. Setelah kehadiran Harian republika secara online, barulah banyak media lain yang menyusul untuk mempublikasikan berita yang mereka miliki secara online. Namun meski sudah dengan cara online, berita yang dimuat oleh media-media yang sudah ada hanyalah berita yang sama dengan versi cetak dari media-media tersebut.
Pada 9 Juli 1998, muncul Detik.com yang menjadi pelopor dari jurnalisme online tanpa versi cetak seperti pendahulu-pendahulunya. Walau demikian tulisan yang ada pada Detik.com juga mengedepankan faktualitas dari berita yang dimuat seperti pada berita umumnya.
Â
Sumber
http://www.komunikasipraktis.com/2016/01/sejarah-jurnalistik-online-dari-drudge.html
http://aji.or.id/upload/article_doc/Media_Online.pdf
Â