Mohon tunggu...
Acik  Wesa
Acik Wesa Mohon Tunggu... Penulis - Manusia merdeka

Pantang Tunduk sebelum tanduk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gagasan "Peternakan" MG Mentok pada Telur

5 November 2020   15:56 Diperbarui: 5 November 2020   16:00 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maria Geong, Sang Wakil Bupati Manggarai Barat 2015/2020. Maria Geong pecah telur menjadi wakil bupati "perempuan" pertama yang mendampingi Agustinus Ch. Dula.

Sejarah biografinya pendidikannya, MG ialah dokter hewan lulusan dari Murdoch University, Australia tahun 2000. Bekal catatan sejarah dan tingkat pendidikan,  Maria Geong manjadi familiar dikalangan publik. Dia, sang Doktor dokter hewan.

Dokter hewan, profesi yang selalu dibanggakan. Profesi yang membesarkan namanya di kalangan elektoral. Berkat inilah, MG mengambil peran dalam perhelatan catur politik.

Apalagi sekarang, Sang dokter hewan kembali mencalonkan dirinya sebagai calon bupati Manggarai Barat periode 2020/2025. Para kolega dan teamnya tak pelak mengkampanyekan sang cabub dengan nama besar atas nama gender "perempuan" ditambah dengan label " dokter hewan".

Karena basic disiplin ilmu sang Doktor dari bidang "hewan" maka sejumlah gagasan sang Doktor dokter pun tak lepas dari hal ternak. Namun demikian, sejumlah program yang ditampilkan tidak membidani lahirnya embrio dokter hewan yang baru, para peternak yang handal dari berbagai sub sektoral peternakan.

Semisal, program MG(MISI) yaitu Swasembada telur dan  ayam tabungan masyarakat. Ini sebenarnya program tahun 2015 yang kembali direcicle. Tapi sebenarnya tidak berdampak.

Maria Geong, Dokter yang doyan Telur
Maria Geong, dokter hewan yang doyan Telur. (Telur ayam maksudnya). Saya berprasangka demikian karena program sang Doktor hanya mentok pada gagasan ayam dan telur.

Pada kampanye tahun 2015, MG tak luput mengkampanyekan tentang ayam dan telur, tentang prospek peternakan. Akan tetapi, itu hanya omong kosong yang tak punya indikator keberhasilan.

Peternak ayam di Manggarai Barat rata rata merupakan peternak mandiri tanpa ada sumbangsih dari pemerintah daerah. Kalau pun ada soal peternakan , yah mungkin bicara coal ayam yang diternak oleh MG di rumah jabatannya.

Apakah melihat keberhasilan MG di bidang peternakan dilihat dari banyaknya ayam yang diternak di rumah jabatan? Tentu tidak. Implementasi dari program ternak ayam dapat dilihat jika ada indikator peningkatan jumlah peternak Mabar (atas kebijakan Pemda), pendapatan per kapita peternak, dan kesejahteraan peternak selama masa kepemimpinan Gusti- Maria itu sebenarnya menjadi acuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun