Mohon tunggu...
Achmad Syujai
Achmad Syujai Mohon Tunggu... Guru - pesantrennuris.net

Penulis adalah alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember. Saat ini penulis bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di SMK NURIS Jember dan pembina jurnalistik di lingkungan Yayasan Nurul Islam, Antirogo-Jember. Selain mengajar, penulis juga aktif berkarya bersama grup musikalisasi puisi “Selimut Dingin” Jember.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Memahami Pernikahan dalam Sudut Pandang Psikopat

13 Agustus 2019   15:18 Diperbarui: 13 Agustus 2019   15:41 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
experimentalfilms.in

Mendengar kata psikopat, saya yakin pikiran Anda tertuju pada seorang pembunuh berdarah dingin dan keji. Psikopat, sebuah label mengerikan yang disematkan kepada seorang yang melakukan hal di luar nalar sehat dan mengingkari hati nurani.

Seorang psikopat digambarkan sebagai seorang yang tak lagi mampu mengenali hati nuraninya lagi. Semua yang dilakukannya sangat penuh perhitungan, nyaris sempurna hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Gambaran mengerikan seperti itulah yang akan Anda dapatkan setelah menonton film yang satu ini, Gone Girl (2015).

Tema mayor dalam alur cerita film ini saya simpulkan adalah pernikahan. Tema 'pernikahan' dalam hal ini menjadi sumbu yang terbakar yang kemudian menjalar menuju pangkalnya, dan meledaklah sebuah bom yang menghancurkan segala hal yang ada di sekitarnya.

Pembukaan film Gone Girl sudah mengisyaratkan hal itu melalui prolog dua tokoh utamanya; Nick Dunne---diperankan oleh Ben Affleck---sambil membelai kepala istrinya, Amy Elliot---diperankan oleh Rosamund Pike.

"Ketika aku memikirkan istriku,
aku selalu membayangkan kepalanya,
memecahkan kepalanya yang indah,
mencongkel otaknya,
mencoba mendapatkan jawaban."

"Pertanyaan utama yang ada pada setiap pernikahan.
Apa yang kau pikirkan?
Apa yang kau rasakan?
Apa yang telah kita lakukan satu sama lain?"

Sebuah prolog yang sudah mengindikasikan bahwa film ini akan banyak memunculkan dialog-dialog mendalam nan rumit.

Pertanyaan saya untuk prolog itu adalah bagaimanakah sebenarnya pertemuan sepasang kekasih itu berlangsung? Mengapa Nick memutuskan menikah dengan Amy yang kemudian disadarinya memiliki kondisi jiwa yang tidak normal, meskipun saya merasakan ada tendensi psikopat juga pada diri Nick dilihat dari prolog awal film ini.

Jawaban sederhana namun simbolik untuk menjawab hal itu terdapat pada pertemuan Nick dan Amy pada awal cerita. Dikisahkan bahwa Nick dan Amy pertama kali bertemu di sebuah pesta. Di sanalah Nick mendekati Amy dengan jurus kata-kata. Hasrat Nick kepada Amy saat itu membuatnya mampu mengucapkan kata-kata yang begitu halus dan sempurna. Sebegitu gemilangnya hingga terpikatlah Amy.

Begitulah perilaku umum laki-laki yang ingin melancarkan hasrat kepada satu-satunya lawan jenisnya di muka bumi ini; dengan berpura-pura menjadi seseorang yang sangat diidamkan oleh mereka---meskipun sebenarnya kepura-puraan itu akan terbongkar setelah terikat pernikahan. 

Seseorang cenderung menjadi orang lain yang dinilainya yang terbaik untuk memikat lawan jenisnya, karena tak mau ada kekurangan sedikitpun pada dirinya. Namun, siapa yang menyangka, kepura-puraan Nick itu akan membawanya kepada suatu malapetaka.

Amy adalah seorang psikopat yang akan menjebaknya ke dalam sebuah masalah besar. Dalam hal ini saya berani mengatakan, melalui tokoh Nick dan Amy, film ini ingin menyampaikan bahwa perempuan dapat melakukan hal sangat kejam. Citra perempuan pada umumnya yang identik dengan kelembutan dan kebaikan berubah menjadi seorang penjahat dengan perhitungan yang sempurna.

Gambaran ekstrim seperti itulah yang nantinya akan Anda dapatkan sepanjang film ini. Paling tidak pendapat saya itu senada dengan pengakuan sang penulis novel berjudul sama dengan film ini yang mengatakan bahwa kisah ini berusaha menunjukkan bahwa perempuan dapat melakukan hal yang kejam seperti laki-laki.

Kembali ke kisah Nick dan Amy, dengan rayuan dan perilaku manis yang dipaksakan, Nick berhasil memikat Amy. Sementara Amy cerdas nan sempurna, lebih dalam pikiran dan hatinya dari Nick sang kumbang yang hanya bernafsu pada bunga yang terpenjara pada tangkai dan pohon yang mengakar.

Perjalanan awal kisah romansa Nick dan Amy berlangsung epik. Nick dengan jurus kata-kata mautnya, berhasil membuat Amy jatuh dalam dekapannya. Namun, di sinilah sebenarnya kegagalan Nick. Sebagai seekor kumbang yang lemah, ia menyembunyikan kebenarannya dan berusaha tampil memesona demi sang bunga, Amy.

Namun, justru pada momen ketika Nick melamar Amy untuk menjadi istrinya, terselip kisah yang menurut saya adalah alasan dibalik perilaku psikopat Amy. Kedua orang tua Amy, dikisahkan menulis sebuah buku fiksi yang berjudul Amazing Amy. Tak hanya itu, mereka mengaku terang-terangan bahwa tokoh yang diceritakan dalam buku berseri itu benar-benar adalah Amy, putri kandung mereka. 

Hanya saja, Amy dalam cerita buku itu dikembangkan sedemikan rupa hingga berhasil memukau para pembacanya. Dalam hal ini, ada petunjuk bahwa Amy tak menyukai apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya itu. Amy mengungkapkannya dengan kalimat, Amy Si anak emas selalu lebih maju selangkah. Kedua tokoh ini---orang tua Amy---berperan aman dan saya yakin merekalah biang dari segala permasalahan yang terjadi pada diri Amy.

Hal itu dapat dilihat pada adegan saat Amy dan Nick menghadiri sebuah acara perayaan buku yang berkisah tentang Amy yang bertajuk The Amazing Amy.

Saat itu, dengan terang-terangan Amy mengatakan bahwa Amy dalam dunia nyata, sangat berbeda dengan Amazing Amy yang ditulis oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya seolah mencuri segala aktifitas yang dilakukan oleh Amy untuk kemudian dikembangkan menjadi sempurna, sehingga terciptalah karakter 'the amazing Amy'. Hal itu tentu tidak disukai oleh Amy.

Dalam hal ini, kedua orang tua Amy tidak menjadi satu-satunya faktor penyebab dari perilaku psikopat Amy yang berpuncak pada pembunuhan Desi Collings, mantan pacarnya sewaktu SMA. Akan tetapi, Nick justru gagal menjadi penyelamat dari kegagalan berpikir jernihnya Amy. 

Nick memang berhasil menyelamatkan Amy sekali ketika mendapatkan pertanyaan yang menyudutkan perihal karakter Amy dalam buku yang telah menikah sementara Amy dalam dunia nyata belum. Pada momen itulah Nick melamar Amy. Namun kendati demikian, akhirnya Nick turut tumbang bersama kekacauan jalan pikir Amy, istrinya.

Suami Terburuk yang Menikahi Perempuan Buruk

Peristiwa menghilangnya Amy---yang pada akhirnya menjadi permasalahan utama yang hendak dipecahkan sepanjang durasi film ini, disebabkan oleh sikap dan perilaku Nick yang megecewakan Amy.

Sejak kehilangan pekerjaan karena penerbit buku yang meninggalkan keluarga Amy---kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai penulis, membuat kedua pasangan yang telah menjalani dua tahun pernikahan itu mengalami permasalahan keuangan. Sempat ada adegan ketika Amy mengatakan bahwa ia akan memberikan hampir semua uang amanahnya sebagai inspirasi dari kisah the amazing Amy. 

Hal itu membuat Amy dan Nick sempat bersitegang. Masalah keuangan diperparah dengan keputusan Nick untuk pindah ke daerah Missouri, Amerika Serikat. Nick memutuskan untuk pindah agar dapat lebih dekat dengan ibundanya, Maureen yang dikabarkan oleh Margo---saudara kembar Nick sedang sakit lantaran kanker payudara stadium 4. Kendati Maureen tak bisa bertahan, Nick dan Amy tetap tinggal di rumah itu.

Di rumah itulah Nick berubah menjadi seorang yang menjengkelkan di mata Amy. Suami yang menjengkelkan yang merenggut segala hal yang diidamkan oleh Amy. Kendati kisah ini akhirnya terbongkar sebagai sebuah kebohongan yang diciptakan oleh Amy melalui tulisan diarinya, namun, saya tetap ingin menyoroti hal tersebut.

Pasangan yang menjengkelkan adalah permasalahan yang umum dialami oleh setiap pasangan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, seseorang cenderung tampil sempurna saat awal mendekati pasangannya, setelah menikah, terbongkarlah semua yang ditutupinya. Namun, nasib sial dialami oleh Nick karena Amy, istrinya, memiliki pemikiran yang di luar nalar sehat pada umumnya. 

Amy seorang psikopat. Amy merencanakan sebuah pembalasan atas perilaku Nick yang dinilainya sebagai suami terburuk. Nick yang pemalas, tukang selingkuh, dan hanya menghabiskan uang karena Amy-lah yang membiayai segala keperluannya, termasuk membeli sebuah Bar untuk ia kelola, dihukum secara mengerikan oleh Amy, istrinya.

Amy merencanakan dan menyiapkan secara matang kasus dugaan atas pembunuhan dirinya yang muaranya adalah menyudutkan Nick sebagai satu-satunya orang yang menjadi tersangka.

Yang menarik pada bagian ini adalah perjalanan kasus menghilangnya Amy yang melibatkan awak media. Nick berjuang untuk membela diri di tengah desakan isu yang semakin menyudutkannya. Beberapa kali pemberitaan mengatakan bahwa dialah pembunuh Amy. Dia lah suami terburuk, sementara Amy adalah seorang istri yang malang.

Pada bagian inilah sepasang suami istri itu berperang pencitraan satu sama lain. Nick berusaha mengembalikan simpati publik kepadanya, sedangkan Amy dalam pelariannya, terus melakukan berbagai cara untuk memperparah keadaan. Tujuan Amy dapat dibilang sangat ekstrim, yaitu Nick ditangkap, lalu dituduh membunuhnya, lalu dihukum mati. Setelah itu Amy juga akan mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri ke sebuah sungai. Sungguh pemikiran yang sangat di luar nalar sehat.

Meskipun Amy dapat dikatakan sebagai seorang psikopat, namun permasalahan yang dialaminya adalah permasalahan umum yang terkadang tak dapat dipecahkan oleh sepasang suami istri. 

Terlepas dari sisi psikopat dari Amy, terselip pesan yang barangkali menjadi bentuk konkret dari idiom 'saling mengerti' yang sering diucapkan seorang pasangan yang cenderung hanya sebatas gombalan. Berikut beberapa quotes dalam film ini yang menurut saya dapat memberi pelajaran tentang suatu pernikahan.

Suara Amy ketika menulis diari

"Ingin menguji titik terlemah dari pernikahanmu?"
"Berikan masalah keuangan."
"Hilangkan pekerjaan."
"Itu benar-benar efektif."

Amy: "Berjanjilah kita takkan pernah menjadi seperti mereka"
Nick: "Seperti siapa?"
Amy: "Semua pasangan yang menyedihkan di luar sana. Yang istrinya memperlakukan suami mereka seperti monyet. Hanya dilatih untuk dipamerkan."
Nick: "Yang suaminya memperlakukan istri mereka seperti polisi lalu lintas. Ditipu dan dihindari."

Jember, 2018

Penulis adalah staf pengajar di SMK Nuris Jember, alumnus FKIP Bahasa Indonesia angakatan 2012 sekaligus personel tetap grup musikalisasi puisi "Selimut Dingin".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun