Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saving Private Brian

25 April 2017   12:02 Diperbarui: 26 April 2017   03:00 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama keluarga Brian di Desa Banaran Ponorogo (dok. Relindo 24/4/2017)

ini bukan cerita penyelamatan Brian dari medan perang seperti dalam Film terkenal Saving Private Ryan dengan produser ternama Steven Spielberg dan bintang top dunia Tom Hanks. Ini tentang petualangan saya menjumpai seorang anak bernama Brian.

Ya, Brian (9 Tahun) dalam beberapa hari ini ceritanya menyebar di dunia maya. Brian seorang anak yang setiap hari menatapi alat berat menanti tubuh orang tuanya ditemukan oleh Tim SAR gabungan. Kisah inilah yang memotivasi saya sampai akhirnya dengan izin Allah saya tiba di Desa Banaran Pulung Ponorogo, tempat longsor dahsyat yang menimbun orang tua Brian.

Saat saya tiba di Desa Wagir Kidul, desa tetangga dekat lokasi longsor, saya langsung menyampaikan maksud saya untuk bisa bertemu dan memberi sesuatu pada Brian. Di luar dugaan semua masyarakat yang sedang berkumpul sudah tahu cerita tentang Brian. Brian melegenda sampai menembus luar Kecamatan Pulung.

Gambar Brian menunggu di timbunan longsor (dok. FB Tri Sugiarto Tim SAR longsor Ponorogo)
Gambar Brian menunggu di timbunan longsor (dok. FB Tri Sugiarto Tim SAR longsor Ponorogo)
Dengan dibantu Pak Ribut, tokoh pemuda Wagir Kidul dan relawan kemanusiaan dari Relindo Ponorogo, kami mencari-cari dimana keberadaan Brian sekarang. Kami bertemu Kepala Desa Banaran untuk menyampaikan maksud kami menyalurkan bantuan buat anak yatim termasuk Brian di dalamnya. Pak Kepala Desa ternyata juga sudah tahu cerita tentang Brian.

Kondisi longsor di sektor D 24 April 2017)"
Kondisi longsor di sektor D 24 April 2017)"
Akhirnya kami tiba di Kampung tempat Brian saat ini tinggal dengan keluarganya. Pak Ribut meminta saya menunggu diluar rumah. Beliau ingin membujuk Brian untuk bertemu saya.

"Ndak mau, Pak. Malah lari ke bukit." kata Pak Ribut melaporkan hasil bujukannya pada Brian.

Pak Ribut tak putus asa. Ia masuk lagi ke dalam rumah dan memanggil Brian dengan nada membujuk. Pak Ribut juga meminta saudara Brian yabg ada di dalam rumah ikut membujuk Brian. Hasilnya sama, Brian tidak mau bertemu siapapun. Kata saudaranya Brian naik ke bukit.

Saya memahami kondisi ini. Brian kata saudaranya dan warga setempat masih takut ditemui orang. Ia juga ketakutan bila ada suara mesin yang keras.

Saya menitipkan bantuan untuk Brian kepada Kakak perempuannya. Saya titip salam buat Brian lewat kakaknya.

Meskipun saya gagal bertemu Brian saya sudah sampai di rumahnya saat ini. Saya berdoa agar Brian bisa segera pulih dari trauma dan kembali beraktivitas seperti anak-anak lain. Semoga ada pihak yang membantu mengembalikan keceriaan Brian yang sempat terenggut sejak bencana longaor dahsyat 1 April 2017 ini.

Salam Kemanusiaan !
Achmad Siddik Thoha
Relawan Indonwsia Untuk Kemanusiaan Sumatera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun