Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[Kisah Survival di Hutan] Tersesat Akibat Sok Tahu

3 April 2012   09:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:05 2932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1333445200477690537

Kaki Muklis tersandung batu. Sandal jepit yang dipakainya copot talinya. Dia memutuskan untuk berhenti. Jempol kakinya terasa sakit.

”Hei...kalian duluan aja, nanti aku nyusul.” Perintah Muklis pada kawan-kawannya.

”Bener nih...kamu jangan sok, baru pertama kesini kan. Nanti nyasar. Udah bareng aja, kami tunggu.” Kata kawan Muklis memberi saran.

”Ah...gak apa-apa, jalannya sama kan dengan yang tadi? Udah duluan aja, biar cepat nyampe di penginapan.”

Sebagai ketua rombongan acara wisata ke Kawah Ratu Gunung Bunder Kabupaten Bogor, dia sangat percaya diri untuk bisa menyusul kawannya. Meski baru pertama kali dia menelusuri jalur ke kawah ratu, dia menganggap jalur ini tidaklah sulit. Sama saja, jalur pergi dan jalur pulang.

Sepuluh menit kemudian, Muklis mulai beranjak. Dia menapaki jalur pulang pendakian menuju penginapannya. Hari sudah menjelang sore. Malam hari rombongan mereka sudah harus tiba di Tangerang, rumahnya dan rumah teman-temannya.

Ketika memasuki kawasan yang ditumbuhi pandan-pandanan dan bertanah becek, dia kebingungan. Langkah kaki sepertinya terhapus. Dia mencoba mencari jejak terbaru dari orang yang melintas. Jejak kaki yang dia jumpai justru mengarah ke sungai, padahal ada jalan lain yang lurus mengarah ke dalam hutan.

”Mana ya, jalannya, perasaan ke sana tadi.” Bisiknya ragu.

”Tapi ini kok gak ada jejak orang. Yang ada ke arah sungai. Sungai....oh iya kalau ikut sungai kan pasti ke bawah juga dan jumpa kampung.” Pikiran Muklis berkecamuk hebat. Dia harus mencoba mengatasi kebingungannya.

Akhirnya dia memutuskan menyusuri sungai. Lama dia berjalan menyusuri piggiran sungai, tak dijumpainya kampung. Sungai yang berkelok-kelok tak jua membawanya ke tempat yang diharapkan. Suasana justru semakin sepi dan hutan semakin lebat dan tak ada jalan setapak. Dia mulai panik. Sementara matahari mulai mendekati ufuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun