[caption caption="Sumber foto : http://www.telegraph.co.uk/film/big-game/review/"][/caption]
Di pagi hari ia akan membawa kita apakah hutan itu sudah cocok.
Hutan adalah hakim yang keras
Hutan ini sudah cukup memberi
Kau hanya perlu memaknainya
Kau harus berjuang mati-matian untuk mencari mangsa
Kau takkan dapat sesuatu secara gratis
Orang yang bisa memasuki hutan adalah anak-anak, tapi orang yang bisa kembali disebut pria tangguh.
Kutipan kalimat tersebut muncul dari sebuah film action berjudul BIG GAME. Film yang dibintangi aktor papan atas Samuel L. Jackson yang berperan sebagai Presiden Amerika Serikat berlatar belakang hutan Finlandia yang sangat indah. Hutan pegunungan dengan bebatuan berbalut pohon-pohon khas hutan temperate (berdaun jarum) sungguh sangat memakau. Keindahan hutan pegunungan Finlandia dengan sungai besar yang meliuk-liuk benar-benar ditampilkan sangat bagus dalam film ini.
Meskipun aksi konspirasi “orang dekat” Presiden AS yang akan membunuh pemimpin tertingginya sangat menarik, namun saya lebih tertarik bagaimana film ini menonjolkan tradisi orang Finlandia yang membentuk seseorang untuk diakui sebagai orang yang tangguh. Ketangguhan yang dibentuk petualangan dan pengalaman hidup dari keras dan liarnya hutan.
Oskari (Onni Tommila), seorang anak pemburu hebat di sebuah perkampungan di Finlandia menjadi pusat cerita bagaimana orang Finlandia mendidik anak-nya menjadi laki-laki tanggauh. Taipo (Jorma Tommila), Ayah Oskari membuat sebuah “perayaan hebat” di hari ulang tahun anaknya ke-13 dengan melepasnya ke hutan selama 24 jam. Selama dilepas di hutan, Oskari diberi tugas untuk mendapatkan “buruan besar” seekor rusa dengan tanduk besar yang nantinya dibawa ke hadapan pemburu senior pada esok harinya. Mirip dengan foto yang terpampang didinding rumah pemburu yang mereka berdua lihat sebelum Oskari masuk ke dalam hutan menjalani “prosesi” menjadi pria tangguh.