Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Everyday Greatness : Menginspirasi Diri dan Orang Lain Dari Buku

22 Mei 2012   00:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:59 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_182882" align="aligncenter" width="640" caption="Buku Everyday Greatness (Dok. pribadi)"][/caption]

Gadis itu begitu tidak menyukai orang tuanya. Bukannya tanpa sebab ia bersikap begitu. Masa kecilnya penuh cerita pedih tentang kekerasan dalam rumah tangga.

Kini gadis itu telah dewasa. Sikapnya sangat getir pada orang tuanya. Rasa sakit hatinya dia simpan dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Suatu hari sebuah keputusan berat harus mereka terima. Gadis itu dan ibunya didiagnosis mengidap kanker payudara. Keduanya harus menjalani hidup dengan tambahan beban penyakit fisik.

Namun gadis itu membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Dia bertekad akan memaafkan orang tuanya. Dia tak peduli dengan masa kelamnya. Sakit hati pada ibunya dia letakkan di tanah berdebu, yang kini telah tertiup angin.

Setiap pagi, saat berangkat kerja, dia mencium tangan ibunya dengan tulus.

”Aku mencintaimu Mama.” Demikian ungkapan lirih gadis itu

Sang ibu hanya terdiam, tanpa sepatah katapun.

Gadis itu terus saja melakukan kebiasaannya tanpa henti, meski respon Sang Ibu belum memenuhi harapannya. Hingga suatu hari, setelah tiga bulan berlalu, gadis itu terlambat berangkat kerja. Gadis itu dengan terburu-buru keluar rumah. Tiba-tiba sebuah suara lembut yang sangat dirindukannya terlontar.

”Ada yang lupa, anakku,” seru Sang Ibu. ”Apa?” tanya gadis itu. ”Kamu lupa mengatakan aku mencintai Mama.”

Keduanya berpelukan dengan rasa haru. Keduanya menangis bahagia. Tak lama berselang setelah melalui terapi keduanya sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun