Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bagaimana Agar Terhindar dari Tertimpa Pohon

1 Februari 2012   10:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:12 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_159654" align="aligncenter" width="619" caption="Sumber : dok. Kompas.com"][/caption] Cuaca ekstrem semakin menunjukkan peningkatan kerugian, tidak hanya materiil tetapi juga nyawa manusia. Di beberapa tempat di Indonesia (mungkin juga di dunia) angin kencang sebagai bentuk gejala iklim dan cuaca ekstrem menimbulkan kerugian yang tak sedikit. Korban jiwa pun berjatuhan dan kejatuhan. Berjatuhan karena tertimpa oleh benda roboh yang salah satunya pohon.

Beberapa media mengabarkan tentang korban akibat pohon tumbang. Kompas.com melaporkan bahwa hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan banyak pohon tumbang yang kemudian menimpa sejumlah mobil di kawasan Pondok Indah dan Fatmawati. Sementara detik.com mengabarkan tentang lumpuhnya Jalur Pantura Situbondo akibat pohon bertumbangan setelah hujan lebat yang disertai angin kencang. Adapun media Indonesia online memberitakan musibah angin puting beliung yang melanda enam kecamatan di Situbondo Jawa Timur dan tewasnya empat warga Bali akibat tertimpa pohon tumbang.

Di negeri kita, pohon-pohon banyak ditanam di berbagai tempat. Banyak pohon ditanam tanpa memperhatikan jenis, kegunaan dan peruntukan yang tepat untuk lokasi tertentu. Hanya pohon peninggalan kolonial Belanda yang saya rasa sesuai dengan peruntukan dan lokasinya.

Sepanjang jalan lintas propinsi, terutama pantai utara Jawa, kita lihat dulu Belanda menanam kanan kiri jalan dengan pohon asam. Pohon Asam (Tamarindus india)  sangat cocok karena memiliki akar yang tidak menjalar dipermukaan dan sampah daunnya relatif mudah lapuk (karena ukurannya kecil dan lunak).  Buahnya juga kecil namun kaya manfaat. Pohon semacam asam tidak akan membahayakan pengguna jalan bahkan bisa jadi pagar yang kokoh kalau ada pengemudi mabuk seperti Pengemudi Xenia maut. Tabrak saja tuh asam, pasti penyok minimal 75 %.

[caption id="attachment_159652" align="aligncenter" width="319" caption="Pohon Asam (Sumber : 2bp.blogspot.com)"]

1328088440443816037
1328088440443816037
[/caption]

Juga kita bisa melihat tanaman Trembesi (Samanea saman) yang ditanam oleh Belanda di tempat-tempat umum seperti di Stasiun Kereta Api, Rumah Sakit,Pabrik dan kantor pemerintah. Trembesi sangat rindang tajuknya sehingga memberi suasana teduh dan sejuk. Trembsesi juga sangat berguna menyerap polusi udara, karenanya juga banyak ditanam di pabrik-pabrik.

[caption id="attachment_159655" align="aligncenter" width="610" caption="Pohon Trembesi (Sumber : didut.wordpress.com)"]

1328089157558221508
1328089157558221508
[/caption]

Nah, pohon-pohon peninggalan Belanda itu kini sudah mulai tua dan lapuk. Sementara pemerintah banyak menanam jenis tanaman yang sangat rapuh atau mudah patah dan tumbang di area publik. Sebut saja pohon Angsana (Pterocarpus indicus), yang banyak ditana m di kanan kiri jalan kota besar. Pohon ini memang sangat cepat tumbuh dan mudah perawatannya, namun mudah patah dan tumbang. Dengan kondisi seperti itu, maka pengguna area publik dengan pohon tua yang lapuk atau pohon besar muda yang mudah tumbang akan rawan terkena pohon tumbang.

Lalu bagaiman kita menghindarinya?

1.Sebelum anda memutuskan berduaan atau sendirian di bawah pohon, tengoklah pohon yang menaungi Anda, apakah di sosoknya besar namun terlihat mulai mengering beberapa cabang dan kulitnya. Nah ini adalah ciri-ciri pohon tua dan siap rebah bersama datangnya angin. Tidak percaya, silahkan Anda ajak bicara pohonnya, hehe

2.Bila Anda parkir mobil, duduk santai atau berteduh, perhatikan pohon yang menaungi Anda. Jangan berteduh dibawah pohon yang bagian pohonnya bila jatuh sangat besar atau berbahaya kalau menimpa benda. Seperti Palem (pelepahnya gede kalau jatuh), Durian (buahnya bikin penyok kepala), Mahoni atau  Switenia macrophyla (buahnya gede dan keras, bisa bikin benjol kepala), Anbangnya mudah Angsana, cabangnya mudah patah dan berbahaya bila jatuh di atas motor yang sedang ngebut.

3.Bila angin hujan dan angin kencang apalagi disertai petir, jangan sok berani berteduh di bawah pohon, karena Anda sama saja ingin masuk rumah sakit. Bila Anda lolos dari rebahan pohon, belum tentu lolos dari kilatan petir atau sabetan ranting dan cabang patah.

4.Pohon-pohon yang sudah kelihatan miring, adalah tempat yang  harus Anda jauhi. Sekuat apapun Anda, takkan bisa menyangga badan pohon yang akan rebah dan mengembalikannya pada posisi tegak. Pohon itu harusnya sudah ditebang.

5.Pohon yang dipasangi reklame di badannnya juga berbahaya kala hujan lebat disertai angin kencang. Papan reklame ini akan tumbang dan mungkin akan mendarat pada benda yang ada di bawahnya.

6.Kalau ada petugas atau orang yang sedang menebang atau memangkas pohon di pinggir jalan, pastikan anda tidak sok pentimg untuk lewat begitu saja. Rebahan pohon saat ditebang bisa saja tidak trekontrol arah tumbangnya sehingga anda harus patuh dan taat pada komandan penebang pohon. OK!

7.Jangan suka mencaci maki pohon ya. Pohon tidak punya mulut untuk membalasnya, tapi ia punya ranting, buah, cabang atau bahkan batang untuk membalas perbuatan Anda. So, sayangi pohon seperti Anda menyayangi diri sendiri.

Pasti masih banyak cara untuk tidak tertimpa pohon. Anda punya pengalaman, silahkan berbagi, agar kita selamat dari tertimpa pohon.

Salam cinta pohon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun