Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Artinya Simbol Baju di Dunia Politik?

11 Maret 2013   18:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:58 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13630251781238570775

Apalah arti sebuah nama?

Itulah ungkapan William Shakespeare yang sangat populer. Bagi saya nma tetap berarti karena merupakan identitas pembeda antara seseorang dengan orang lain. Nama juga juga bisa menjadi motivasi bagi penyandangnya. Nama pun bisa “mengikat” seseorang untuk berperilaku dengan nama yang diambil dari pendahulunya. Misalnya, seorang yang sebagian namanya mengambil nama dari seorang presiden, maka dia berharap bisa mengikuti jejak hidup dan karir sebagai presiden.

Nah, sekarang apalah artinya sebuah baju?

Tak jauh dari arti sebuah nama, baju juga seharusnya menjadi “pengikat” seseorang bertingkah laku sesuai dengan apa yang dipakainya. Kalau dia memakai baju rohaniawan tentu tak berani atau malu kalau berperilaku seperti pelaku kejahatan.  Namun baju juga bisa menipu seseorang loh. Contohnya banyak penipu yang mengaku sebagai aparat hanya dengan mengenakkan baju aparat, padahal palsu. Baju nya aparat keamanan tingkahnya penyamun.

Nah bagaimana bila baju terkait dengan simbol dalam pilkada?

Masih ingat Jokowi-Ahok yang memenangi Pilgub DKI Jakarta? Tentu dong. Baju kotak-kotaknya itu lho. Keren dan mengundang pesona bagi pendukungnya. Desain dan pencetus baju kotak-kotak ini sangat cerdas dan mampu menjadi ikon yang pas bagi pasangan Jokowi-Ahok. Akhirnya lewat simbol kotak-kotak yang terkesan lebih merakyat, Jokowi-Ahok memenangi Pilkada DKI Jakarta menumbangkan Incumbent.  Tentu saja bukan hanya kotak-kotaknya, tapi semangat perubahan yang dibawa Jokowi-Ahok yang menjadi alasan dominan rakyat Jakarta memilih mereka jadi pemimpin.

[caption id="attachment_241449" align="aligncenter" width="620" caption="Kotak-kotak, simbol perubahan Jokowi-Ahok (dok. Kompas.com)"][/caption]

Di lain tempat, Pilgub Jabar juga ditandai dengan perang simbol dari pakaian para kandidat. Aher-Deddy Mizwar dengan simbol Kancing Beurem (Kancing Merah) mampu unggul bahkan dengan simbol kotak-kotak yang dikenakan oleh Rieke-Teten. Kancing Merah menurut konsultan marketing politik dari Polmark (Political Marketing) Eep Saefullah Fatah, mampu menangkis isu dugaan korupsi kuota impor daging sapi yang melanda salah satu pemimpin PKS. Kancing merah tidak identik dengan PKS sehingga mampu menarik dukungan berbagai kalangan. Sebagaimana diketahui, Polmark juga menjadi konsultan pemenangan Jokowi Ahok di Jakarta.

Apa alasan tim sukses Aher Deddy Mizwar meluncurkan Kancing Merah?

"Kami ingin selalu dekat dengan rakyat sesuai dengan tagline kami 'Selalu Dekat dan Melayani," ujar Aher. (Baca disini )

[caption id="attachment_241489" align="aligncenter" width="620" caption="Aher Deddy Mizwar, Kancing Merah di Pilgub Jabar (Dok. kompas.com)"][/caption]

Baju saat ini menjadi salah satu inspirasi sukses setidaknya bagi tim sukses yang bertarung di Pilkada. Kesuksesan Kotak-kotak memang menginspirasi pihak lain untuk menirunya meski tak ada jaminan juga menuai sukses. Demikain pula Simbol Kancing Merah, ternyata ada yang dipakai Aher-Deddy Mizwar, ternyata mengispirasi salah satu pasangan yang akan bertarung pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Bandung Barat.

Tersebutlah pasangan Abu Bakar – Yayat T Soemitra, mengaku terinspirasi dengan kemenangan Aher-Deddy Mizwar.

"Saya akui, pada kemenangan di Pilgub Jabar, Aher bisa memanfaatkan maksimal sebagai calon incumbent. Saya dalam Pilkada Bandung Barat ini juga berharap hal serupa. Setidaknya, saya bisa memanfaatkan potensi sebagai calon incumbent," kata Abubakar kepada wartawan saat ditemui di Ngamprah, Selasa (5/3/2013). (baca disini)

Selain itu, dia pun terlihat ingin meniru Aher dalam berpakaian. Sebab, saat itu Abubakar mengenakan kemeja putih lengan panjang berkancing merah. Terkait hal itu, dia yang berpasangan dengan Yayat T Soemitra itu buru-buru mengatakan pakaian itu bukan dimaksudkan untuk menjiplak.

"Saya pakai kemeja putih kancing merah ini sebagai pakaian kerja. Dan ini sudah menjadi kemeja khas PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Selain itu, nanti di kertas suara yang dicetak itu saya mengedepankan ciri khas saya pribadi. Di kertas itu saya menggunakan dasi merah lengkap dengan peci hitam," jelasnya yang pada Pilbup Bandung Barat kali ini mendapat nomor urut 5.

Ya, baju yang asalnya sebagai pelindung badan dan simbol sebuah komunitas atau lembaga kini mulai meluas maknanya. Baju bisa bernuansa politis dan dianggap mempunyai “aura kemenangan”. Dan bagi saya, baju takkan melebihi keindahan yang memakainya. Apapun bajunya bila yang menyandangnya orang yang mulia, ia akan dimuliakan. Tak mulia disisi manusia, Tuhan lah yang akan memuliakannya.

Saya teringat sebuah pesan seorang ustadz yang mengisi sebuah pengajian. Pesan ini dikutip dari Ayat Al Quran:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al A’raf/7:26)

Salam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun