Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak-anak yang Dibangunkan Ketika Bermimpi

30 Agustus 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Anak-anak yang manis, sebentar lagi Raja akan datang. Saatnya kalian duduk rapi dan manis. Jangan ada yang tidur ya”

Seorang guru memberikan pesan pada murid-muridnya yang hadir pada acara akbar di Istana Raja. Guru tersebut baru saja dipanggil protokoler Raja dan memberitahukan bahwa Raja tidak suka pidatonya didengar oleh hadirin yang tidur.

Sudah dua jam anak-anak ini menunggu Sang Raja hadir. Ratusan anak usia dibawah 12 tahunan sudah tidak sabar menunggu kehadiran Sang Raja. Mereka mulai bosan. Mereka ada yang mulai menguap dan mengantuk. Sebagian mereka ada yang sudah mulai tertidur sambil mangap (terbuka mulutnya).

“Aduuuuh…kan Ibu sudah bilang, jangan tiduuur. Kalau kalian tidur Ibu malu. Kalian mau nanti sekolah kalian disebut-sebut karena muridnya tidak bisa diatur.”

“Tapi Buuuu…”

“Tidak ada tapi-tapian, kalian gak boleh tidur ya…” Bu Guru memotong pertanyaan muridnya dengan tegas dan keras.

Andri dan Indra dua orang anak sekolah yang ditegur gurunya jadi kesal.

“Ndri….gimana, ya? Aku udah gak kuat nih ngantuk banget.”

“Ya, Ndra, gimana, ya. Sudah tahu kita ini suka tidur di kelas, kenapa masih dipaksa-paksa kemari.”

“Aaaah, udah deh, Ndri, kalau kamu ngantuk tidur aja, toh kita gak ganggu Tuan Raja. Lagian kita kan duduk di tengah gak bakalan ketahuan.”

“Sip lah…toooss” dua anak tukang molor ini beradu telapak tangan, tanda sepakat.

“Anak-anak yang cerdas dan unggul. Kalian harapan negeri ini untuk melanjutkan cita-cita. Teruslah belajar dan raih cita-citamu. Jangan kecewakan orang tua dan Rajamu.” Tuan Raja sudah memulai beberapa kalimat pidatonya.

Hadirin senyap. Anak-anak ada yang manggut-manggut, ada yang terdiam dan di tengah-tengah malah ada yang tertidur pulas.

"Mari kita berikan gizi yang baik dan seimbang, agar fisiknya tumbuh sehat dan kuat, memiliki intelektual yang tinggi,  memiliki mental yang tangguh serta tidak mudah mengantuk dan lemas" ujar Raja lagi.

"Ada satu dua yang tidur. Jangan tidur ya. Coba tolong dibangunkan. Barangkali mengantuk," kata Sang Raja.

Panitia tidak melihat ada anak yang tidur. Loh, yang mana menurut Raja? Kok gak ada yang tidur?

“Itu yang tidur, ditengah-tengah bersembunyi.” Tegas raja lagi sambil menghentikan pidatonya sejenak.

Para guru dan orang tua yang hadir jadi deg-degan, siapa anak-anak yang ditunjuk Sang Raja.

Ternyata Andri dan Indra tertidur pulas menyempil diantara ratusan hadirin.

“Dik, bangun,” kata panitia.

Andri tersentak dan langsung berdiri tegak serta berteriak.

“Ampuuun, Tuan Raja, saya memang tidak bisa menahan kantuk. Maklum saya kurang gizi. Tiap pagi hanya makan nasi dan garam. Bapak saya sudah meninggal dan Ibu saya tidak sanggup membelikan saya susu dan daging.”

Semua terkesiap. Mereka sangat kaget anak kecil itu berani berkata lantang pada Raja.

Raja pun dengan lantang membalas.

“Oh, begitu. Kenapa sampai ada anak-anak negeri ini yang kekurangan gizi? Saya minta urusan ini bisa segera diselesaikan. Besok saya panggil Bupati dan Gubernur yang bertanggung jawab.”

Tak disangka ada anak satu lagi nyeletuk. Indra juga berkata lantang setelah terbangun.

“Bisakah Tuan Raja yang langsung memberi kami susu, beras dan daging, seperti yang dilakukan oleh pemimpin zaman dulu yang bernama Umar?”

Grrrrr…..ruangan riuh. Pidato Presiden benar-benar berubah jadi ajang dialog Raja dan anak-anak.

“Baiklah, saya akan antar keperluan kalian segera. Saya perintahkan pada menteri, bupati dan gubernur agar mendata semua anak yang kekurangan gizi, segera. Saya tidak mau ada warga saya terutama anak-anak menjadi lemah dan meninggal akibat tidak cukup makan. Ini sebuah nista bagi saya sebagai Raja.”

Usai sudah pidato Raja di acara untuk anak-anak unggul. Setelah itu semua mata tertuju pada Andri dan Indra, bintang pada acara ini. Sungguh mengejutkan apa yang terjadi. Ternyata Andri dan Indra masih mengorok. Dia lelap tertidur.

“Heeey, bangun tukang molor.” Suara menggelegar berasal dari guru kedua anak itu.

“Iy.. yaa.. yaaa, Bu. Ada apa, Bu? Apa Raja sudah datang? Lama banget sih datangnya. Nih lagi enak-enak mimpi”

Andri dan Indra mengusap “iler” yang ada di pipinya.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun