Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hutan dan Lahan Terbakar atau Dibakar?

24 September 2019   23:42 Diperbarui: 25 September 2019   00:07 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 (dok. USU 21 Sept 2019)

Sudah dua bulan ini kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti banyak wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Asap dari karhutla bahkan juga menyelimuti negara tetangga.

Dampak dari kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan ini telah menimbulkan korban warga yang menderita ISPA dan bahkan meninggal dunia.

Publik bertanya-tanya sebenanrnya kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kabut asap ini dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja? Dengan kata lain, hutan dan lahan ini terbakar atau dibakar?

Penulis akan memberikan sedikit gambaran dari hasil penelitian dan kunjungan lapangan beberapa hari lalu ke Kalimantan Tengah.

Dari beberapa forum ilmiah, para pakar kehutanan dan lingkungan menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia 95% lebih disebabkan oleh aktivitas manusia.

Aktivitas manusia yang membakar lahan diantaranya membersihkan lahan untuk lahan pertanian, perladangan dan perkebunan, membersihkan lahan untuk dijual, membakar lahan untuk mengusir hama dan penyakit, membakar lahan untuk membuka jalan bagi pengangkutan kayu dan membakar lahan untuk berburu .

Aktivitas lain yang membuat lahan terbakar adalah karena kelalaian yaitu aktivitas merokok, memancing, membuat api perkemahan dan membakar lahan untuk membersihkan gulma.

Api juga bisa digunakan untuk senjata bagi pihak tertentu mencapai tujuannya misalnya untuk membalas perlakuan perusahaan yang merugikan masyarakat sekitar dan pengalihan perhatian petugas kehutanan yang dilakukan oleh pelaku pencurian kayu di hutan.

Terdapat pula alasan membakar untuk untuk klaim lahan, menumbuhkan kembali tumbuhan Purun Tikus (sejenis rumput rawa) yang lebih segar dan pembakaran Hutan galam untuk menambah rapat setelah tumbuh paska kebakaran.

Saat kunjungan lapangan (18-22 September 2019), penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak termasuk diantaranya petugas pengendalian karhutla dibawah lembaga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Kapuas.

Menurut salah satu staf Mangggala Agnis Daops Kapuas, lokasi kebakaran sebagian berada di areal yang dibuka masyarakat untuk perkebunan dan pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun