Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melacak Kabut Asap di Indonesia Sepanjang 2019

12 September 2019   00:34 Diperbarui: 13 September 2019   11:50 6540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upaya pemadaman titik api dengan hujan buatan dan bom air terus dilanjutkan di wilayah Riau.(KOMPAS/ SAHNAN RANGKUTI)

Berita hari ini (11/9) ramai terkait diliburkannya kegiatan sekolah di beberapa kota di Indonesia karena kabut asap. 

Bahkan di Malaysia, sekolah juga diliburkan karena alasan yang sama. Gubernur di wilayah provinsi Riau dan Kalimantan Barat mengeluarkan instruksi kepada Dinas Pendidikan untuk meliburkan sekolah. (Baca di sini untuk Riau  dan di sini untuk Kalbar). 

Kabut asap kembali menjadi perhatian publik karena sudah mengganggu aktivitas yang paling banyak dilakukan masyarakat yaitu bersekolah.

Sebenarnya sejak bulan Juli 2019, berita merebaknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah menyebar luas. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa titik panas karhutla yang banyak dikenal dengan hotspot meningkat tajam pada Bulan Juli di beberapa provinsi rawan kebakaran di Indonesia. 

Gambar 1. Sebaran Hotspot Karhutla 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 1. Sebaran Hotspot Karhutla 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Bahkan di Riau mengalami dua puncak meningkatnya hotspot yaitu Februari-Maret dan kembali naik mulai Juli hingga awal September 2019. 

Selain Riau empat provinsi lain yang paling rawan karhulta yaitu Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi (Gambar 1)

Gambar 2. jumlah Hotspot Karhutla mingguan akhir Agustus -11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 2. jumlah Hotspot Karhutla mingguan akhir Agustus -11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 2 menunjukkan kenaikan titik panas yang serempak di Bulan Juli dan semakin meningkat pada awal bulan September ini. 

Data tersebut berasal dari hotspot dari Satelit Terra/Aqua dengan confidence (tingkat kepercayaan) di atas 80% yang bisa diakses bebas di situs Sipongi yang dikelola bersama oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). 

Nilai Confidence ini menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi bahwa hotspot karhutla kemungkinan besar merupakan titik kebakaran di lapangan.

Gambar 3. Jumlah Hotspot Karhutla Bulanan s.d. 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 3. Jumlah Hotspot Karhutla Bulanan s.d. 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Dari jumlah hotspot bulanan yang tersaji pada Gambar 1 terlhat bahwa peningkatan tajam terjadi di Provinsi Kalbar dan Kalteng. 

Padahal bulan September baru berjalan 11 hari tapi jumlah hotspot di kedua wilayah ini sudah mendekati angka 1500. Sementara di Sumatera, Provinsi Jambi dan Riau terdeteksi hotspot yang juga sangat banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun