Suatu pagi di pengungsian korban gempa Lombok di Tanak Song, Desa Jenggala Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, fasilitataor Happy School memberi pertanyaan tentang cita-cita anak-anak pengungsi.
"Siapa yang mau jadi dokter?"Â Hanya empat dari 25 anak yang mengacung.
"Siapa yang ingin jadi poiisi?"Â Hanya tiga anak laki-laki yang menjawab dan mengacungkan tangan.
"Siapa yang ingin jadi relawan?"Â Sontak anak-anak mengacungkan tangannya semua. Ya, semuanya.
Saya terharu melihat ini. Tak terasa mata saya berkaca-kaca.
Malu kalau diketahui orang, saya memaling kan muka dari hadapan anak-anak yang nampak semakin ceria dari hari-kehari.Â
"Mengapa ingin jadi relawan?" seorang fasitator melanjutkan pertanyaannya.
"Karena bisa membantu banyak oraaaang.....". Anak-anak hampir menjawab dengan serenak.Â
Saya kembali terharu.
Anak-anak ini pasti menjawab dengan jujur. Mereka menjawab seperti itu bukan karena ingin diberi hadiah atau bingkisan oleh relawan dan donatur. Tidak, sama sekali tidak.