Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Manfaat Antar Jemput Anak Sekolah

29 Oktober 2017   17:49 Diperbarui: 29 Oktober 2017   18:43 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Jarum jam dinding terus bergerak. Pagi ini jam menunjukkan pukul 06.15. Lima menit lagi saya harus menunaikan tugas sehari-hari, mengantar dua anak saya ke sekolahnya.

"Pagi amat, Pak?"

Begitu kata teman saya di kantor mengomentari aktivitas pagi saya yang tidak bisa sesantai teman kantor lain.

"Ya begitulah, Bu." jawab saya.

Bisanya pukul 06.20, roda motor Yamaha Jupiter Z, kendaraan kesayangan saya sudah melaju cepat mengantar dua anak saya ke sekolahnya. Ciuman tangan Faruq anak ketiga saya dan Aisyha anak ke empat saya, dibalas dengan kecupan sayang oleh istri saya.

Selama perjalanan singkat ini anak saya begitu menikmati udara segar dan jalanan yang sepi kendaraan. Jarak 4 km menuju sekolah anak saya di sebuah Sekolah Dasar di Jalan Abdul Hakim Tanjung sari Medan Selayang Kota Medan ditempuh dalam waktu 15 menit. Saya meninggalkan kecupan dan pelukan hangat buat anak saya yang selalu semangat berangkat sekolah. Lambaian tangan dan lari-lari kecil kedua anak saya mampu menerbitkan semangat saya setiap pagi.

Lain waktu, saya keluar kota. Istri saya harus mengantar anak saya ke sekolah. Karena istri saya tidak bisa mengendarai sepeda motor, maka istri saya memakai angkutan umum; kadang becak, angkot atau angkutan online. Anak saya sering rewel bila naik angkutan umum.

"Lama..."

"Gak enak..."

Itulah yang dirasakan anak saya saat saya tidak bisa mengantarnya. Selalu ada keluhan tanda ketidaknyamanan.

Bila saya ada di rumah, meski hujan deras, anak-anak tetap bersikeras tetap mau diantar ke sekolah oleh saya. Mereka tidak mau ditawarkan alternatif lain, meski itu sebuah mobil yang nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun