Tolong Jaga Mata Saya
Oleh : Achmad Siddik Thoha
Hari-hari Gadis cantik itu dilalui dengan wajah murung. Ia bahkan membenci dirinya sendiri. Dia benci karena tak bisa melihat keindahan yang ada di dunia karena dilahirkan dalam keadaan buta.
Namun ada harapan yang mmbunacah di dadanya. Harapan itu adalah seorang pemuda, tetangganya yang sering diceritakan oleh ayahnya. Setiap pemuda itu lewat depan rumahnya, ayah si gadis selalu memanggilnya.
“Coba kau dengar suara langkah itu. Langkah itu berasal dari seorang pemuda baik dan tampan, tetangga kita.”
Suatu hari si pemuda itu lewat depan rumah si gadis. Dengan tergesa-gesa gadis itu mendekati bunyi langkah tersebut. Suara itu seolah magnet yang menarik dirinya untuk mendekat.
”Apa kabar?” Kata Si pemuda itu.
”Sa..sa..ya..Ba...baik.” Gadis itu tergagap menjawab sapaan pemuda itu. Ia tak menyangka sapaan itu terlontar.
”Mari, saya pulang dulu.” Pemuda itu berlalu begitu saja.
”Ya...ya...silahkan.” jawab gadis itu. Ia mulai bisa menguasai dirinya.
Sejak itu rasa rindu akan langkah dan sapaan menghiasi hidup si gadis. Anehnya, pemuda itu hanya mengucapkan kata yang sama setiap lewat di depan rumah gadis itu.
”Apa kabar?”
”Mari, saya pulang dulu.”