Mohon tunggu...
Achmad SFachrezzy
Achmad SFachrezzy Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kecintaan saya dengan bidang tulis menulis ( menulis di majalah, media online, buku hingga media lainnya). Pada akhirnya membuat saya selalu tertantang untuk selalu meningkatkan kemampuan saya dalam bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Omzet Bisnis Direct Selling Capai Rp14 Triliun Per Bulan

10 Maret 2020   15:25 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:39 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Bicara soal bisnis, maka kita bicara soal prediksi dan analisa.  Dimana kedua hal ini akan selalu ada dalam setiap perkembangan bisnis itu sendiri. Seperti yang saat ini terjadi, ketika dunia usaha  dikatakan mengalami kemunduran akibat serbuah virus corona. Justru bisnis penjualan langsung (direct seling) mampu mencatatkan pertumbuhan 5-10% di tahun 2020.

 Menarik memang jika kita mengamati apa yang terjadi dalam dunia bisnis. Kita tidak akan pernah tahu prediksi yang bersifat  " unpredictable ". Artinya sesuatu yang tidak bisa di prediksi, seperti yang terjadi saat ini dimana dunia usaha di sibukan dengan kondisi serbuan virus corona. Banyak pihak mengeluh karena dengan kejadian ini bisnis menjadi menurun. 

Dimana -- mana banyak di prediksi bisnis A turun, bisnis B mengalami stagnasi. Namun di luar itu semua, sejatinya memang dunia itu dihadirkan atas 2 hal yang saling bertentangan.

Ketika banyak sektor bisnis mengalami kemunduran, justru ada beberapa bisnis yang justru mengalami peningkatan justru pada saat kondisi sedang menurun.  Contoh menarik  terjadi  di bisnis retail. Jika pengusaha atau ada beberapa pelaku bisnis yang mengeluhkan akibat serbuan  virus corona orang jadi takut untuk pergi, atau takut untuk mengunjungi lokasi yang banyak orang seperti pusat perbelanjaan atau mall.

Berkurangnya kunjungan orang ke mall atau pusat perbelanjaan,  bukan artinya bisnis retail menjadi turun atau mundur. Tetapi justru sebaliknya jika kita melihat bisnis retail dengan model yang lain tetap terjadi pertumbuhan. Adalah bisnis penjualan langsung ( direct selling ) atau yang terkenal dengan istilah multi level marketing. Justru pada saat ini  dimana sektor bisnis merasa senang turun, sektor  ini mampu mencatatkan petumbuhan 5% dan di prediksi sepanjang tahun 2020 akan tumbuh  hingga mencapai 10%.

Jelas ini menunjukan bahwa dibalik penurunan disatu sektor, maka satu sektor lainnya akan mengalami peningkatan. Sehingga bisa di katakan serbuan virus corona tidak sekedar berdampak negatif tetapi bisa mendatangkan pengaruh positif. Logikanya adalah, ketika orang  menunda bepergian atau mengurangi bepergian. Tetapi jangan lupa, bahwa manusia butuh memenuhi kebutuhan primer seperti makanan atau minuman, juga kebutuhan akan sandang ( pakaian). Oleh  karena itulah,  ketika bisnis pusat perbelanjaan turun justru sektor bisnis penjualan langsung ( direct selling) mengalami pertumbuhan.

 

CRM BARANTUM, SOLUSI TERBAIK UNTUK MENINGKATKAN OMZET BISNIS RETAIL DI INDONESIA

Seperti  yang disampaikan  oleh Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI), bahwa perputaran uang di bisnis penjualan langsung ( direct selling) di tahun 2020 akan mampu tumbuh dari 5-10%. Dimana dari data  yang di himpun  oleh asosiasi tersebut, rata-rata omzet bulanan dari pebisnis MLM ini bisa mencapai Rp14 triliun.

Bukan  nilai yang kecil angka yang di sampaikan oleh AP2LI, terlebih jika kita kaitkan kondisi saat ini di mana serbuan virus corona telah menimbulkan kerugian di beberapa sektor industri. Maka  bisa jadi angka Rp 14 Triliun adalah seperti penyejuk bagi pelaku bisnis di Indonesia. Artinya bahwa  ekonomi dan peluang bisnis di Indonesia masih  tetap menarik. Terlebih dengan kondisi demografi Indonesia yang masih cukup besar di banding jumlah penduduk yang ada di dunia.

Menariknya bisnis MLM memang mengisyaratkan bahwa Indonesia masih menarik, sekalipun dunia sedang gundah gulana akibat fenomena serbuan virus corona. Tetapi memang meskipun angka yang disajikan oleh AP2LI cukup tinggi yaitu mencapai Rp14 triliun. Sejatinya angka itu masih bisa di tingkatkan lebih tinggi lagi jika pelaku industri MLM tahu strategi yang bisa di jalankan untuk  meningkatkan omzet perusahaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun