Mohon tunggu...
Achmad Ryyan Andifaprasta
Achmad Ryyan Andifaprasta Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis apa saja

Baru saja lulus kuliah, dengan predikat 'biasa aja".

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menengok Kerusakan Ekologis di Pegunungan Tengger: Pendangkalan Ranu Pane

2 Agustus 2019   22:53 Diperbarui: 7 Agustus 2019   23:01 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docplayer.info

Ranu Pane adalah sebuah nama yang tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sejak boomingnya kegiatan mendaki gunung, nama Ranu Pane menjadi akrab. Walaupun tidak setenar Ranu Kumbolo, tapi Ranu Pane cukup dikenal oleh kalangan masyarakat, khususnya pegiat alam bebas.

Ranu Pane adalah sebuah danau yang terletak di kaki gunung Semeru, pada ketinggian 2100 meter di atas permukaan laut, masuk dalam wilayah kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Di sekitar danau ini juga berdiri sebuah desa yang diberi nama sama dengan danau tersebut. Desa ini yang menjadi titik terakhir ketika para pendaki akan melakukan aktifitas pendakian ke gunung Semeru.

Akses menuju desa ini cukup memacu adrenalin, dengan jalan sempit naik turun. Dapat ditempuh dengan sepeda motor atau mobil, dengan jarak tempuh sekitar 3 jam dari Kota Malang.

Karena daerah yang cukup jauh dari kota, sinyal handphone di sini jadi cukup sulit. Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2015, penulis terakhir mengunjungi desa ini masih belum terdapat sinyal.

Namun kemarin baru saja penulis kembali kesini, sinyal Smartfren sudah dapat dijangkau dari sini.

Awal saya tahu kasus ini, muncul beberapa video di youtube ketika saya sedang enjoy berselancar internet menggunakan Smartfren kuota melimpah dan teman pintar teman cerdas saya selama ini. Dari video tersebut, saya langsung tergugah.

Danau ini dahulu, terlihat indah dan alami, dengan air jernih dan berbagai biota air hidup di dalamnya. Namun saat ini, danau ini terancam musnah akibat pendangkalan.

Dahulu, kedalaman Ranu Pane mencapai 40 meter, sedangkan sekarang hanya 2-5 meter. Diprediksi danau ini akan lenyap jika pendangkalan akan terus terjadi.

Pendangkalan ini terjadi oleh beberapa factor. Tapi, system pertanian yang dijalankan di desa Ranu Pane lah yan dianggap menjadi biang keladi.

Danau Ranu Pane berada di titik terendah di Desa Ranu Pane, sehingga aliran air dari desa ini bermuara di danau. Akibatnya, tanah dari lading yang terbawa air hujan turut hanyut memenuhi danau ini.

Di samping itu, zat-zat sisa pupuk juga terseret. Zat-zat inilah yang kemudian membuat tanaman eceng gondok tumbuh menjamur di permukaan danau. Sekilas, danau menjadi Nampak seperti sebuah lapangan.

Banyak pihak yang menyalahkan warga sekitar atas pola pertanian yang tidak ramah lingkungan, seperti menggunakan pupuk kimia dan tidak menggunakan tersering, mengingat sudut kemiringan lahan pertanian cukup tajam.

Namun tidak elok rasanya kalau hanya menyalahkan warga. Ranu Pane. Ranu Pane adalah korban Revolusi Hijau di tahun 70-an.

Seperti yang dikemukakan seorang Indonesianis, George Hefner dalam bukunya The Political Economy of Mountain Java, bahwa wilayah Tengger tidak lepas dari agenda Revolusi Hijau yang dilancarkan Orde Baru.

Revolusi Hijau membuat tanah menjadi bergantung pada pupuk kimia, dan hal tersebut yang terjadi di pertanian desa Ranu Pane.

Kerusakan ekologis di Ranu Pane adalah konsekuensi sejarah, dimana produksi pertanian digenjot degan sangat ekstraktif.

Ini mirip seperti sebuah bom waktu, yang tanpa disadari akan menimbulkan 'ledakan' yang merusak.

Namun, sebagai sebuah hal yang berharga bagi masyarakat sekitar dan Negara, kita tidak bisa diam. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan danau ini.

Pemerintah melalui Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), LSM, kelompok Pecinta Alam, dan masyarakat sekitar berkali, kali bahu-membahu mengangkat eceng gondok dari danau. Namun pasca dibersihkan, eceng gondok tumbuh menjamur lagi.

Sampai saat ini, upaya yang bisa dilakukan adalah terus membersihkan danau ini dari eceng gondok.

Kita doakan saja, atau bagi yang membantu secara langsung juga diperbolehkan. Agar danau Ranu Pane bisa terselamatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun