Mohon tunggu...
Achmad Ryyan Andifaprasta
Achmad Ryyan Andifaprasta Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis apa saja

Baru saja lulus kuliah, dengan predikat 'biasa aja".

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berwisata Melihat Keseharian Masyarakat Tengger

2 Agustus 2019   20:40 Diperbarui: 3 Agustus 2019   13:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pegunungan Tengger adalah salah satu gugusan pegunungn yang berada di Jawa Timur. Gunung seperti Bromo dan Semeru adalah bagian dari pegunungan ini. Pegunungan ini terletak di antara 4 kabupaten di Jawa Timur, yakni Malang, Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo. Untuk menuju wilayah pegunungan ini, dapat melalui 4 kabupaten tersebut.

Di pegunungan ini, penduduknya berbeda dengan penduduk di bagian dataran bawah yang mayoritas bersuku Jawa. Penduduk pegunungan ini menamai diri mereka sebagai orang "Tengger". Memang, walaupun memiliki beberapa kemiripan, namunterdapat perbedaaan yang signifikan antara suku Tengger dengan suku Jawa. 

Dari segi bahasa dan kepercayaan menjadi hal yang paling mencolok. Dulunya, orang Tengger beragama Hindu, atau Buddha, atau beberapa mengaku memiliki agama sendiri. Namun akhir-akhir ini, sejak dipermudahnya akses menuju tengger, semakin banyak orang dari 'bawah' berdatangan dan menyebarkan agama islam.

Mitosnnya suku Tengger adalah keturunan dari Roro Anteng dan Joko Seger, dua sejoli yang memilih berlari ke pegunugan di wilayah timur, ketika kerajaan Majapahit runtuh. Ada berbagai cerita, salah satunya adalah mereka berlari untuk menyelamatkan kepercayaan (agama) mereka. 

Cerita ini sangat mungkin, diperkuat dengan analisis seorang ahli kajian Indonesia berkebangsaan Amerika, George Hefner. Hefner berpendapat bahwa, Tengger adalah salah satu benteng terkhir kelompok Hindu Jawa. Dalam sejarahnya, kelompok Hindu Jawa dan Abangan terus digempur dari dua sisi, yakni kerajaan islam diwakili Mataram, dan VOC.

Di Tengger, mayoritas berprofesi sebagai petani. Komoditi seperti kentang menjadi unggulan masyarakat. Namun dewasa ini, banyak yang beralih profesi. Pemerintah yang terus menggenjot sector wisata, salah satunya di pegunungan Tengger, membuat banyak warga Tengger beralih profesi ke sector wisata. 

Mulai dari guide, penyedia jasa jeep, penginapan, porter, dan lain sebagainya. Masyarakat Tengger, walaupun sering dikatakan terpencil, namun nyatanya tidak pernah benar-benar terisolir dengan dunia luar. Meraka terus bertransformasi dalam lintasan sejarah. Warga Tengger saat ini terbiasa dengan bersekolah dan berbahasa non tengger, bahkan bahasa Inggris.

Berwisata ke Tengger menjadi pilihan menarik bagi saya ketika saya penat menjalani aktivitas di kota. Tidak melulu mendaki gunung, wisata budaya juga cukup membuat pikiran menjadi fresh. Di desa di wilayah Tengger, sering terdapat wisata-wisata kultural, seperti upacara Kasodo dan bersih desa. Jika beruntung kita dapat menemui momen itu. Namun jika tidak, berbaur dengan masyarakat Tengger saja sudah cukup mengasikkan.

Ada beberapa hal yang unik dari masyarakat Tengger. Salah satu pakaian yang tidak pernah dilepaskan oleh warga baik laki-laki maupun perempuan, yakni sarung. Sarung menjadi pakaian yang praktis untuk melawan hawa dingin menusuk kulit khas pegunungan. 

Selain itu, rumah-rumah warga Tengger juga memiliki keunikan. Ruang tamu dari setiap rumah adalah 'pawon', atau perapian. Biasanya perapian terletak di belakang, namun ini letaknya ada di depan.

Cukup tertarik untuk berwisata ke Tengger? Coba saja. Saat ini menuju Tengger tidak sesulit dahulu. Jalan sudah beraspal walaupun ada sedikit bagian jalan rusak. Walaupun begitu, kondisi kendaraan juga harus prima. Tak perlu khawatir pula dengan akses internet. 

Sinyal internet sudah menjangkau Tengger, walau hanya sedikit operator. Operator Smartfren memiliki sinyal apik di sini. Di tempat baru, memang memmbutuhkan sinyal internet ciamik sebagai teman pintar teman cerdas untuk menjelajah tempat baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun