Mohon tunggu...
Achmad Ridwan Sholeh
Achmad Ridwan Sholeh Mohon Tunggu... Akuntan - Pegawai

Ayah dari Achmad Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulau Madura, 11 Tahun Suramadu Pasca Dibangun

7 April 2020   08:39 Diperbarui: 7 April 2020   09:02 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan penghubung Pulau Jawa dan Pulau Madura. Sumber gambar: kompas.com

Pulau Madura, pulau yang semua orang tahu dengan ketidaktahuannya.

Pulau yang terkesan seram dan tak berpenghuni dipenuhi kabut apabila dilihat dari pulau Jawa. Rumor yang beredar tentang isi dari pulau Madura menambah kesan horor yang dimilikinya. 

"Mungkin itu pulau yang dipenuhi zombie seperti di film Resident Evil", pikir orang Bandung atau Jogja soal Pulau Madura.

Tenang bapak ibu, pulau Madura tidak seperti yang anda bayangkan. Penghuninya ramah-ramah dan berbahasa sopan, khususnya dengan yang lebih tua. Hanya saja nada bicara atau intonasinya agak kasar, kayak Batak lah.

Untuk urusan agama, ini paling mantap menurut saya. Selalu manut dengan kiyai-kiyainya. Bahkan sebajing-bajingnya orang Madura tak pernah membantah ucapan alim ulama. Ini terbukti dari semua kepala Daerah di empat kabupaten tidak jauh dari kalangan ulama, baik saudaranya, sepupunya, keponakannya atau bahkan iparnya.

Gus Dur (Abdurachman Wahid) yang berasal dari NU menjelaskan tentang agama orang Madura. "Agama orang Madura itu NU" ucapnya. Bukan maksud menghina hanya menjelaskan perihal kepatuhan pada seorang kiyai. Konon saat Gus Dur dilengserkan, orang Madura lah yang siap mati agar Gus Dur tetap jadi Presiden RI.

Orang Madura memang terkenal sebagai petualang, merantau ataupu menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) merupakan pekerjaan yang lumrah. Tanah Madura yang gersang membuat terbatasnya pilihan pekerjaan, merantaulah ke kota-kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik

Bahkan saya pernah menemui keturunan Madura di kota Probolinggo. Fasihnya berbahasa Madura, menambah keyakinan bahwa dia seorang Madura yang kenal dengan budaya dan Pulau Madura tempat asalnya

Tapi anggapan saya keliru, dia tak benar tahu tentang Pulau madura, bahkan dia tak pernah kesana. Konon mbahnya bermigrasi ke Probolinggo sebelum dia lahir dan tak pernah kembali kesana, bahkan untuk sekedar berekreasi. 

Hanya bahasa satu-satunya peninggalan Madura yang diturunkan kepadanya. Banyak seperti ini di Pulau Jawa dimana mereka berbahasa Madura, tapi tak pernah ke Pulau Madura itu sendiri. Orang Madura  menyebut orang yang seperti ini adalah Madura Swasta.

Madura swasta sangat banyak tersebar di kota-kota seluruh Indonesia. Ini banyak ditemui baik dipinggir kota, maupun di jantung kota. Mereka sudah mandiri di perantauan dan tak ada keinginan kembali ke pulau gersang apalagi untuk menetap disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun