Mohon tunggu...
Achmad Ridwan Sholeh
Achmad Ridwan Sholeh Mohon Tunggu... Akuntan - Pegawai

Ayah dari Achmad Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bercermin Kekacauan India, "Indonesia Tidak akan Lockdown"?

1 April 2020   08:35 Diperbarui: 1 April 2020   18:32 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga India berjalan ratusan kilometer paska lockdown. Sumber : www.aljazeera.com

Lockdown di India menyebabkan terjadi kekacauan hebat di dalam negerinya. Pemerintah negeri Hindustan memberlakukan Lockdown sebagai antisipasi penyebaran Corona. Segala fasilitas publik dan aktivitas ekonomi diberhentikan tanpa terkecuali.

Kebijakan Lockdown tanpa persiapan di India berdampak jauh lebih hebat dibanding kasus Corona sendiri. Belum sampai seminggu kebijakan Lockdown diberlakukan, korban meninggal jauh lebih banyak dari terkena virus Corona. Korban kebijakan paling parah adalah kaum menengah ke bawah yang tidak siap dengan adanya penghentian aktivitas ekonomi.

Kesiapan pemerintah dan masyarakat di India sangat rendah. Pemerintah hanya memberi instruksi lockdown tanpa disertai insentif kebijakan untuk warga terdampak. Pengumuman mendadak dan persiapan kurang dari 5 jam membuat masyarakat panik. Rakyat kelas bawah yang tidak siap menjadi korban.

Kaum urban kota dengan penghasilan rendah, kehilangan pendapatan. Sebagian besar mereka berprofesi sebagai pekerja informal atau upah harian. Secara otomatis pemasukan pendapatan nihil karena terhentinya aktivitas tersebut. Di sisi lain pemerintah India tampak lepas tanggung jawab dari kebijakan yang diterapkan. Mereka menghadapi kebingungan bagaimana melanjutkan hidup di tengah lockdown.

Kebijakan lockdown India selain menyebabkan hilangnya pendapatan, juga menyebabkan harga bahan pokok meningkat. Ketersediaan bahan pangan tidak mencukup warganya yang memiliki populasi lebih dari 1,3 milyar. Susahnya bahan pangan menyebabkan meningkatnya harga. Banyak warga yang rela harus menahan lapar dikarenakan tidak memiliki uang untuk dapat membeli makanan.

Kelaparan mengancam warga India dan eksodus masal terjadi di kota-kota besar di India. Sebagian besar warga kota memilih pulang ke desa meski harus berjalan kaki ratusan kilometer. Tak sedikit yang meninggal dalam perjalanan dikarenakan kelelahan dan kelaparan. Jumlah korban kebijakan lockdown terus bertambah baik dari sisi ekonomi, yakni PHK (pemutusan hubungan kerja) masal hingga meninggal selama masa eksodus

Eksodus masal yang tak bisa dibendung oleh pemerintah, menyebabkan kekhawatiran warga yang tinggal di desa. Bila sebelumnya lintas manusia di desa sangat terbatas, kini semua kaum urban tersebut pulang. Tidak ada yang tahu siapa saja yang akan membawa virus tersebut dari kota besar. Karena selama ini korban Corona di India terkonsentrasi di kota-kota besar, warga desa panik dengan kedatangan saudara mereka yang dari kota.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa hampir 70% warga India hidup dalam kemiskinan. Kebijakan lockdown yang masih akan berakhir 2 minggu kemudian (14 April 2020) membuat warga miskin bertambah di India. Kehilangan pekerjaan, kebangkrutan, kekurangan sumber pangan, dan kematian menjadikan peringkat kemiskinan di India meningkat ke level yang lebih tinggi. 

Berbeda kisah dengan negara India, negeri tirai bambu, China sukses menerapkan kebijakan Lockdown bagi warganya. Pemerintah China dengan sigapnya memenuhi kebutuhan warganya yang terkena dampak lockdown. Insentif pemenuhan kebutuhan dasar ditanggung oleh negara, baik dari segi pangan, ekonomi, dan kesehatan.

Bantuan persediaan bahan makanan kepada masyarakat telah tersedia, baik berupa beras, daging, sayur, telur hingga makanan instan. Jumlah ketersediaan bahan pangan mencapai puluhan ribu ton. Disamping itu terdapat pula cadangan makanan untuk berjaga-jaga apabila kebijakan lockdown diperpanjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun