Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis

Dosen. Redaktur CakNun[dot]com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika "Writing to Think" Mengancam Budaya Sekolah

28 Maret 2025   03:00 Diperbarui: 28 Maret 2025   01:07 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dok. Humas KG/Kompas.com 

Salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide secara tertulis dengan baik.

Dan itu secara pribadi membuat saya sangat prihatin. Bagaimana tidak?

Banyak siswa kesulitan menyusun tulisan yang terstruktur, koheren, dan argumentatif. Padahal, keterampilan menulis bukan hanya tentang bagaimana menyusun kata-kata, tetapi juga mencerminkan bagaimana seseorang berpikir dan mengolah informasi.

Sayangnya, fenomena ini terus berulang dan belum mendapat solusi yang benar-benar efektif. 

Jika kita ingin mengatasi masalah ini secara mendalam, kita perlu menggali akar permasalahannya dari perspektif yang lebih luas, bukan hanya melihatnya sebagai kekurangan teknis dalam pengajaran bahasa.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis adalah dominasi budaya komunikasi lisan di masyarakat Indonesia. 

Sejak kecil anak-anak lebih sering diajarkan berbicara daripada menulis untuk menuangkan isi pikiran atau gagasan.

Mereka tumbuh dalam lingkungan yang menghargai kemampuan berbicara secara fasih dibandingkan merangkai pemikiran dalam bentuk tulisan. 

Dalam kehidupan sehari-hari obrolan lisan juga lebih sering digunakan untuk menyampaikan ide. Sedangkan menulis dianggap sebagai aktivitas akademik semata.

Akibatnya, keterampilan menulis tidak berkembang secara alami dan hanya dipelajari saat dibutuhkan untuk keperluan ujian atau tugas sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun