Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramuan Tradisional yang (Masih) Dipandang Sebelah Mata

28 April 2020   02:38 Diperbarui: 28 April 2020   02:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jamu Jawa/kompas.com/DOK. BIRO KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAREKRAF

Sekadar menjaga vitalitas tubuh kita pun bergantung pada produk-produk suplemen asing. Mengandalkan minuman kuat orang modern yang katanya "Jossss!". Mengonsumsi makanan dan minuman penambah stamina yang justru mengakibatkan defisit kesehatan di usia tua.

Kita pun tersesat di belantara iklan makanan dan minuman "sehat" karena mindset kita terlanjur disetting bahwa nasi ampog, lalap daun turi, ubi rebus, jagung godhok, minuman jahe merah hasil panen dan racikan sendiri, semuanya kuno, tradisional, ketinggalan zaman.

Prinsip Menjaga Kesehatan: Waspada dan Niteni

Kita pasti sepakat, mencegah lebih baik dari mengobati. Kebiasaan mengonsumsi obat sekadar untuk mengatasi sakit yang ringan, sepanjang pengalaman saya, justru menurunkan daya tahan tubuh. Imunitas jadi lembek karena terbiasa tidak diberi kesempatan bertarung untuk memulihkan kesehatan.

Apalagi, kebiasaan mengonsumsi minuman instan yang menjanjikan stamina tingkat tinggi justru menimbulkan ketergantungan psikis. Rasanya tidak benar-benar fit kalau belum meminumnya.

Kita tawarkan simulasi sederhana. Ada tiga orang sakit kepala. Obat dan merk untuk menyembuhkannya bisa sama, yaitu Obat Sakit Kepala merk "A". Namun, kalau diteliti penyebab sakit kepala ketiga orang itu bisa berbeda. Orang pertama sakit kepala karena belum ngopi. Orang kedua kurang tidur. Orang ketiga karena galau habis ketemu mantan. 

Praktisnya, ketiga orang itu langsung saja minum obat sakit kepala. Sedangkan untuk kepentingan kesehatan jangka panjang, alangkah baiknya mereka menemukan sebab sakit kepala. Setiap orang adalah dokter terbaik bagi dirinya. Ia harus niteni tanda atau alarm kesehatan dirinya. 

Maka, "obat" sakit kepala ketiga orang itu sesuai "akar" pemicunya. Orang pertama bisa langsung nyruput kopi nasgitel (panas legi kentel). Orang kedua tidur yang nyenyak. Orang ketiga bisa curhat kepada sahabatnya.

Prinsip menjaga kesehatan adalah waspada sekaligus niteni keseimbangan pikiran dan perasaan, emosi dan perilaku, hingga hal-hal teknis terkait kapan makan, seberapa takarannya, dan seterusnya.

Membiasakan minum empon-empon setiap hari untuk menjaga stamina dan kesehatan badan merupakan upaya pencegahan tanpa risiko. Sebelum virus corona menyambangi kita, bahan empon-empon mudah didapat.

Makanan dan minuman instan yang jelas-jelas merugikan kesehatan kita untuk jangka panjang tidak dimitoskan. Sementara makanan dan minuman lokal, warisan nenek moyang yang memberikan manfaat kesehatan jangka panjang, malah dimitos-mitoskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun