Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kini, Manusia Entah Jadi Apa

1 Maret 2019   13:17 Diperbarui: 1 Maret 2019   13:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jangkajawa.blogspot.com

Yang menangis bukan lagi mata dan air mata
Ketika hati yang ditata selembut sapuan angin
Kini, mengkristal batu-batu padas

Yang menjerit bukan lagi mulut dan senyum ramah
Ketika terdengar rintihan sia-sia membentur tembok beton
Memantul ke muka sendiri sebagai ribuan anak panah
Kini, badan terkapar di jalan becek aspal lembab

Aku menyaksikan perang brubuh di dasar hati
Dipanglimai ambisi
Perang total
Perang bubat
Perang kata-kata
Adalah tangis abadi para bayi di lorong gelap sejarah
Kini, dikotori oleh pikiran yang menjarah

Satu tetes embun dicampakkan kasar oleh hentakan tawa yang memenuhi angkasa
Air mata dikuras
Mulut dikunci
Tangan diborgol
Kaki diserimpung
Hati dipenjara

Kini, manusia entah jadi apa

Jagalan, Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun