Mohon tunggu...
Achmad Zulfikar
Achmad Zulfikar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Data, Bola, Astrofisika

Penggemar sepak bola dan NBA. Sedang mendalami data science dan data analysis.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Taktik: Timnas Menang, Sayang Tak Meyakinkan

8 Oktober 2021   07:45 Diperbarui: 8 Oktober 2021   08:02 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain muda Ramai Rumakiek merayakan gol yang ia ciptakan. Source:Bandung Saputra/Dokumentasi PSSI

Pertandingan Timnas Indonesia melawan China Taipei pada kamis malam (7/10) benar-benar menjadi pembuka mata bagi banyak pihak, bahwa Timnas Indonesia masih sangat rapuh, tidak sekuat dugaan banyak pendukungnya. Jika di pekan internasional sebelumnya Indonesia yang memperoleh hasil memalukan ketika dibantai Vietnam dan Uni Arab Emirate (UAE) dengan skor 0-4 dan 0-5 memiliki banyak alasan seperti tempat bermain dengan temperatur yang tinggi (Dubai) serta lawan yang memiliki persiapan lebih karena pemain mereka sudah banyak yang berkompetisi, kali ini tak banyak alasan yang dapat diberikan.

Oh, Indonesia menang memang melawan China Taipei, sayangnya kemenangan tersebut sama sekali tidak meyakinkan.

Meskipun dari segi penguasaan bola Indonesia berhasil unggul jauh, mereka berhasil dibuat frustasi dengan pertahanan gerendel dari China Taipei. Sebenarnya, pertahanan tersebut tidaklah setebal yang terlihat. Banyak lubang yang seharusnya bisa dimanfaatkan Timnas Indonesia. Sayangnya, banyak pemain Timnas yang tidak bermain maksimal malam tadi.

Jarang sekali terjadi kombinasi permainan yang menjadi ciri khas para pemain ketika bermain di Liga 1. Irfan Jaya yang biasa berlari mendobrak sisi sayap pertahanan musuh, semalam menghilang tidak terlihat entah kemana. Ricky Kambuaya juga tidak memiliki peran yang jelas. Ia hanya ikut serta dalam menekan pemain yang sedang membawa bola, akan tetapi jarang sekali ia terlibat dalam serangan Timnas. Peran pengatur tempo permainan yang biasa ia jalani di tim Persebaya Surabaya telah ditempati oleh kapten tim Evan Dimas dalam pertandingan semalam, membuat Kambuaya terlihat kebingungan terhadap peran yang harus ia jalani.

Serangan-serangan berbahaya Timnas pun banyak yang datang dari kehilangan penguasaan bola yang dilakukan oleh para pemain China Taipei. Dua gol yang tercipta memang dari skema permainan yang meyakinkan oleh para pemain Timnas, namun selebihnya lebih banyak serangan yang tercipta dari kesalahan lawan.

Dua fullback yang didapuk sebagai false midfielder, atau dalam Bahasa taktikalnya berperan sebagai inverted fullback dan lebih banyak memainkan peran di tengah lapangan dengan harapan bisa menambah daya dobrak di tengah pun juga tidak terlalu efektif. Strategi ini justru banyak dimanfaatkan oleh para pemain China Taipei dalam melakukan serangan balik cepat melalui sisi sayap yang ditinggal kedua fullback Timnas.

Problem dari Timnas sebenarnya terletak pada pasifnya pergerakan pemain dalam membuka ruang. Hanya Evan Dimas yang terlihat terus berlari mencari ruang bagi teman-temannya untuk memberikan operan. Para pemain lainnya kebanyakan terlihat hanya menunggu, dan baru bergerak untuk menekan ketika bola sudah kembali ke permainan lawan. Kushedya Hari Yudo dan Irfan Jaya yang keahlian utamanya terletak pada kecepatan juga jarang sekali melakukan pergerakan tanpa bola seperti menyusup di antara para pemain belakang untuk mengajak lari para pemain belakang. Pasifnya pergerakan tanpa bola mereka membuat para pemain di tengah kesulitan memberikan bola terobosan yang menjadi kesukaan kedua pemain, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan kecepatan mereka dengan baik.

Dari sayap kiri sendiri, sayangnya pemain muda asal Persipura Jayapura, Ramai Rumakiek, hanya bermain selama kurang lebih 20 menit sebelum harus ditarik keluar karena mengalami cedera. Menit bermain yang sebentar di awal laga tidak bisa mengeluarkan semua potensi yang dimiliki Rumakiek. Namun sumbangan satu golnya menunjukkan bahwa pemain ini selain mampu meloloskan diri dari kepungan lawan, juga mampu menyelesaikan peluang di kotak penalti dengan dingin.

Egy Maulana yang masuk menggantikan Rumakiek sendiri sebenarnya menampilkan permainan yang bagus. Mobilitas pergerakannya yang luas serta gocekannya kerap merepotkan lawan. Ketika Syahrian Abimanyu masuk, kombinasi kedua pemain ini kerap membuka celah di pertahanan China Taipei. Sayangnya, keberuntungan tidak berada di sisi Egy malam tadi. Dari enam percobaan tendangan yang ia lakukan, empat di antaranya berhasil ditahan penjaga gawang dan dua lagi tidak berhasil menuju sasaran.

Sementara dari segi pertahanan sendiri, meskipun tekanan dilakukan sejak para pemain China Taipei menguasai bola di area mereka sendiri, ketika bola berhasil melewati lapangan tengah, para pemain terlihat sering terlambat mengisi kembali pos yang mereka tinggalkan. Posisi sayap kiri yang menjadi tanggung jawab Miftah Anwar pada babak pertama dan Pratama Arhan di babak kedua terlihat menjadi titik lemah Timnas sepanjang pertandingan. Kedua pemain tersebut terlibat memang dalam dua gol yang tercipta, namun sejak awal, sisi mereka lah yang selalu dieksploitasi pertahanan lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun