Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Freelance KOL Specialist - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Memoar "Kucumbu Tubuh Indahku" untuk Lebih Tegar

24 April 2019   10:28 Diperbarui: 24 April 2019   10:41 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Kucumbu Tubuh Indahku

Roda roda terus berputar
Tanda masih ada hidup
Karena dunia belum henti
Berputar melingkar searah

Film Indonesia bertajuk Kucumbu Tubuh Indahku kurang mendapat perhatian dari para penonton bioskop. Jumlah penonton yang menyaksikan film ini dalam format layar lebar hanya berkisar 8.082 orang (data Forum Film Indonesia per tanggal 22 April 2019). 

Jumlah tersebut paling rendah diantara film-film Indonesia lain yang sedang naik layar. Para penonton lebih memilih genre film horor dan komedi yang mungkin menjadi opsi hiburan sambil menunggu keputusan hiruk pikuk Pemilu yang telah usai.

Tema film Kucumbu Tubuh Indahku yang diangkat memang memicu kontroversi. Pengumpulan tanda tangan secara daring masih terus dilakukan sampai hari ini. 

Ada oknum yang ingin memboikot film dengan mengajukan petisi pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, dalam petisi tak tersebut rinci seperti apa bentuk pelanggaran yang dilakukan atas film ini.

Untuk bertahan di bioskop, film Kucumbu Tubuh Indahku juga mulai diserang dengan hadir film asing yang berjudul Avengers End Game. Dipastikan semua penonton justru menaruh lebih perhatian terhadap film fiksi dari luar tersebut. Seharusnya mereka bisa lebih memilih untuk menonton film lokal terlebih dahulu apalagi film Kucumbu Tubuh Indahku memiliki kisah nyata dengan kualitas internasional.

Kucumbu Tubuh Indahku jadi film layar lebar yang disebut sebagai film festival. Sebelum pemutaran di bioskop untuk publik pada 18 April 2019 lalu, film yang penuh dengan dinamika sosial politik ini telah berhasil meraih berbagai penghargaan. Misal, Bisato D'oro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film pada Festival Des 3 Continents (Perancis, 2018), Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Brisbane-Australia, 2018), dan film Pilihan Tempo 2018. Sebelumnya film ini juga telah diputar pada Jogja-Asia Pacific Film Festival (JAFF). Terakhir, film ini mendapat Jury Prize dari Premio Maguey (Mexico, 2019).

Film Kucumbu Tubuh Indahku mencerminkan budaya Indonesia yang kental. Diversitas gender nyatanya sudah ada sejak dahulu kala. Film ini mengulas kaum marjinal yang sering diperolok padahal kedudukan mereka sama dengan kita yaitu makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

Keunggulan sinematik Film Kucumbu Tubuh Indahku layak diapresiasi seiring dengan kerja keras tim produksi yang mengemas film penuh esensi apik. Ada sisi maskulin dan feminin yang jarang terkuak dalam diri sehingga membawa film ini pada segmentasi penonton berusia 21 tahun ke atas. Bersiaplah melihat realitas spektrum seksualitas yang penuh sensualitas.

Latar belakang sebagai seniman teater, Garin Nugroho membawa film Kucumbu Tubuh Indahku dengan format semi-dokumenter. Ia membawa karakter seorang koreografer bernama Rianto yang nyata menjadi peran Juno (Muhammad Khan). Juno harus hidup berpindah dari satu desa ke desa lain semasa hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun