Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kolaborasi Berkelanjutan Azerbaijan dan Indonesia dalam Perayaan Kemerdekaan Ke-100

8 Mei 2018   08:31 Diperbarui: 8 Mei 2018   23:12 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mrs. Ganira Pashayeva, Dr. Asman Abnur, H.E.Dr.Tamerlan Garayev, Oesman Sapta Odang, dan anggota Azerbaijani Women Delegation (dari kiri ke kanan) sumber: www.menpan.go.id

"Tanpa ideologi sebuah negara tidak bisa bangkit. Ekonomi itu penting dan ekonomi akan bekerja berdasarkan ideologi."

Rabu, 2 Mei 2018 telah dirayakan ulang tahun negara Azerbaijan yang ke-100 di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Penulis menjadi tamu undangan yang berkesempatan menghadiri acara tersebut. Selain itu, tampak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Dr. Asman Abnur, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, desainer Poppy Dharsono, ustad Yusuf Mansyur, dan delegasi parlemen Women Milli Mejlis,  Mrs. Ganira Pashayeva.

Setelah perjuangan panjang hingga titik darah penghabisan melawan para penjajah yang punya kekuatan di wilayah Azerbaijan, akhirnya 100 tahun lalu dalam perang kemerdekaan 28 Mei 1918, Republik Demokratik Azerbaijan didirikan. Deklarasi kemerdekaan diumumkan di Tbilisi (ibukota Georgia saat ini). Nama Heydar Aliyev disebut sebagai pendiri Azerbaijan yang menetapkan dasar-dasar negara tak hanya sebatas goresan jejak sejarah, melainkan mengubah wilayah Azerbaijan menjadi lebih modern.

1 Abad Azerbaijan mengingatkan kembali pada terbentuknya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Azerbaijan sejak tahun 1992. Kedua negara saling mendukung dalam kerjasama internasional. Apalagi Indonesia dan Azerbaijan memiliki latar belakang sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbanyak. Persahabatan antar negara ditandai berbagai kegiatan kedutaan besar yang saling membangun untuk menyamakan pemahaman dalam bentuk kolaborasi.

Selama 26 tahun hubungan diplomatik telah dikolaborasikan pada berbagai bidang. Pencapaian yang diperoleh pada tahun 2009 untuk pertama kali yaitu  Azerbaijan menawarkan beasiswa program Master of Arts in Diplomacy and International Affairs (MADIA) bagi diplomat muda Indonesia di Azerbaijan Diplomatic Academy. Sementara Pusdiklat Kementerian Luar Negeri menawarkan beasiswa untuk diplomat tingkat Madya Azerbajian sejak tahun 2011.

Kue Ulang Tahun ke-100 Azerbaijan
Kue Ulang Tahun ke-100 Azerbaijan
Berlanjut dalam konteks kolaborasi sosial budaya, Pemerintah Indonesia telah melakukan pengembangan positif melalui pendirian Pusat Studi Indonesia di Baku dan Azerbaijan Corner di Universitas Indonesia. Sejak bulan April tahun 2012, Universitas Bahasa Azerbaijan (AUL) mendirikan Pusat Studi Indonesia tersebut. Lembaga ini mempromosikan pemahaman dan pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi mahasiswa Azerbaijan. Pusat Studi Indonesia di AUL berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Baku.

Universitas Gajah Mada di Jogjakarta juga pernah mengajarkan prinsip multikulturalisme yang dikembangkan oleh Azerbaijan. Kolaborasi juga  terbentuk dalam lokakarya dan pameran batik di Azerbaijan yang menampilkan perancang batik dari Yogyakarta sebagai pembicara. Ada juga pengembangan Pencak Silat Center di Azerbaijan karena aktor Indonesia yang jago silat seperti Iko Uwais memiliki banyak penggemar di sana. Semua bentuk kolaborasi tersebut dimaksudkan sebagai sarana promosi pertukaran budaya antar kedua negara.

Untuk kolaborasi pelayanan publik, Pemerintah Indonesia juga mengadopsi konsep yang telah dilakukan oleh Azerbaijan sejak tahun 2017 lalu. Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU tentang Kerjasama Penyediaan Pelayanan Publik Tingkat Lanjut. Kesuksesan Azerbaijan Service and Assessment Network (ASAN) sebagai layanan publik terbaik di dunia memang sudah diakui karena mendapat penghargaan United Nations Public Service Award 2015. Indonesia pun mulai menerapkan Mal Layanan Publik di beberapa kota besar seperti Jakarta, Banyuwangi, Surabaya, Denpasar, Batam, dan Tomohon untuk penyederhanaan proses birokrasi agar mendapat kemudahan bisnis yang semakin berkembang. Diversifikasi kolaborasi bilateral ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak, baik untuk Indonesia dan Azerbaijan.

Harapan ke depan, Azerbaijan bisa berkolaborasi kembali dengan Indonesia dalam bidang energi. Kekuatan kerjasama ini akan meningkatkan integrasi industri hulu dan hilir di Indonesia secara maksimal. Potensi yang dimiliki oleh Azerbaijan mendorong payung kerjasama bisnis yang memadai selain kolaborasi dalam bidang kemanusiaan, budaya, dan politik yang telah dilakukan sebelumnya.

Azerbaijan memiliki peran global dan regional dalam perdagangan menuju integrasi ekonomi nasional yang maju. Azerbaijan telah dikenal memiliki sumber daya minyak bumi dan gas yang besar. Impor minyak mentah Azerbaijan ke Indonesia tercatat pada peringkat kedua terbesar setelah Arab Saudi pada tahun 2011. Inilah yang menjadi omset perdagangan bilateral antar kedua negara sehingga saling menguntungkan.

Kondisi demikian juga membuat Negara Azerbaijan dijuluki sebagai negara tanah berapi. Hal ini didasari atas potensi sumber daya energi panas yang mampu dihasilkan dalam jumlah yang banyak. Forum Ekonomi Dunia Davos juga menempatkan peringkat ekonomi Azerbaijan ke-35 terkait dengan daya saing dan sebagai yang ketiga dalam hal pembangunan inklusif di antara negara-negara berkembang.

Undangan dari Kedutaan Besar Azerbaijan
Undangan dari Kedutaan Besar Azerbaijan
Saat tiba di lokasi acara malam itu, penulis disambut dengan melodi dari alat musik petik dan perkusi tradisional khas Azerbaijan yang mengiringi para tamu undangan masuk ke ruangan nan megah. Perpaduan dari instrumen musik tersebut menghasilkan suara yang unik. Jika didengar lebih khusyu' seolah telinga mendengar alunan musik dari Timur Tengah.

Setelah tamu undangan tampak hadir memenuhi ruangan. Pembawa acara mulai membuka perayaan 100 tahun negara Azerbaijan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu nasional dari Azerbaijan. Suasana semangat dengan kebanggaan jiwa nasionalis menggema dalam ruangan.

Satu per satu sambutan diberikan. Ada sejarah panjang nan kelam tentang negara yang persis terletak di persimpangan Asia dan Eropa. Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia, H.E. Dr. Tamerlan Garayev menjelaskan runtuh Imperium Rusia di awal abad ke-20 memberi kesempatan bagi warga Azerbaijan untuk merdeka dan mendirikan negara sendiri. Ia menjadi saksi kunci saat Azerbaijan meninggalkan Uni Soviet pada masa 1990-1991 saat Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Supreme Council atau Dewan Tertinggi Republik Azerbaijan.

Rakyat Azerbaijan memiliki budaya, sejarah, dan tradisi kenegaraan yang sangat konvensional. Namun, sumber daya alam dan lokasi yang strategis menjadi perhatian bagi negara lain untuk berkolaborasi. Bahkan tekanan terhadap negara ini terus berlanjut dengan genosida dan agresi yang merusak dan mengancam nyawa para penduduknya. Maka, rakyat Azerbaijan tidak pernah hilang keinginan dan keteguhan dalam hal kemerdekaan.

Azerbaijan terus bangkit dan membuka diri pada dunia. Meski sampai sekarang masih dibayangi konflik mazhab dengan negara tetangga, Armenia. Azerbaijan mampu menempatkan posisi sebagai negara berkembang yang berintegrasi global. Event-event berskala internasional telah diselenggarakan seperti the First European Games di Baku tahun 2015, Fourth Islamic Solidarity Games tahun 2017, dan Formula One Azerbaijan Grand Prix di tahun ini.

Meski sempat jatuh, negara Azerbaijan mampu mengusung gagasan nasional yang berkebangsaan dengan promosi multikulturalisme, kesetaraan gender, demokrasi, toleransi beragama, dialog budaya, sponsor, inisiator forum kemanusiaan, dan banyak lagi event internasional lain. Semua itu dilakukan demi kerjasama regional dan global untuk perdamaian dan kemakmuran pada peta politik dunia.

Pada akhir abad ke-20, negara Azerbaijan merdeka dan menyatakan kemerdekaannya dalam bentuk negara yang disebut republik tepat pada tanggal 28 Mei. Perayaan ulang tahun ini memang dimajukan karena mungkin jika diadakan tanggal 28 Mei nanti bertepatan dengan bulan suci Ramadan yang lebih diutamakan agar umat Islam memperbanyak ibadah.

Penulis foto bersama dengan Mr. Emil Ahmadov (Diplomat Kedutaan Azerbaijan) yang mengenakan pakaian tradisional Azerbaijan
Penulis foto bersama dengan Mr. Emil Ahmadov (Diplomat Kedutaan Azerbaijan) yang mengenakan pakaian tradisional Azerbaijan
Negara yang bertetangga langsung dengan Iran dan Armenia dan dipimpin oleh Presiden Ilham Aliyev sejak tahun 2003 ini memiliki akar sejarah Azerbaijan dengan warisan yang berguna untuk menentukan arah kemajuan masa depan bangsanya. Sejarah masa lalu memang telah berlalu. Sambutan usai, ramah tamah pun dimulai. Tamu undangan dipersilakan menikmati kuliner khas Azerbaijan dan Indonesia yang telah disediakan.

Sambil menikmati hidangan, 2 musisi terkenal dari Azerbaijan kembali memainkan alat musik khas tradisionalnya. Alat musik "tar" dimainkan oleh Shahriyar Imanov dengan jari jemari yang memetik senar secara ritmis. Sementara alat musik "naghara" mulai dipukul Shukur Aliyev hingga mengeluarkan bunyi yang begitu rancak.

Lantunan merdu dari alat musik tersebut membuat para tamu undangan yang didominasi oleh penduduk Azerbaijan mulai turun ke lantai. Mereka menari sambil menggoyangkan kedua tangan dari atas ke bawah dengan hentakkan kaki yang sesuai dengan irama musik. Lama-kelamaan mereka membentuk lingkaran untuk menari bersama. Tarian tradisional itu sering disebut Milli Reqs. Penulis melihat tarian ini perpaduan antara dansa dan balet dengan iringan musik dari Timur. Bagai budaya timur dan barat yang berpadu menjadi kesatuan yang  mengagumkan.

Penulis sungguh merasa terhormat mendapat undangan ke perayaan seabad Azerbaijan malam itu. Pesta ulang tahun yang sungguh meriah dan berkesan. Selamat ulang tahun kepada pemerintah dan rakyat Republik Azerbaijan ke-100. Semoga 100ribu orang Azerbaijan yang pernah dibantai milisi Bolshevik dan Tentara Federasi Armenia seratus tahun lalu meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Penulis berharap kolaborasi antara Azerbaijan dan Indonesia juga memberi manfaat berkelanjutan karena Indonesia selalu membina hubungan luar negeri berdasarkan kepentingan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun