Mohon tunggu...
Achmad Fauzi
Achmad Fauzi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan swasta

Seorang ayah tiga anak yang hobi mengamati segala hal, bertanya segala hal,membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Bambu dan Sepenggal Kenangan 2

12 April 2020   05:29 Diperbarui: 20 Juni 2020   05:18 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kota Bambu adalah sebuah kelurahan bagian dari kecamatan Grogol Petamburan. Kota Bambu juga dikenal dengan sentra pembudidayaan ikan hiasnya terutama ikan cupang. Dan memelihara ikan cupang adalah kebiasaan umum yang dilakukan anak-anak disana terutama ikan cupang untuk aduan.

Ada hal yang menarik di Kota Bambu tentang keberadaan jejak pahlawan legenda Betawi yang dituturkan turun temurun tentang si Pitoeng. Konon ditempat yang dikenal dengan nama Sawah Saim terdapat makam si Pitoeng. Entah benar atau tidak karena saya sendiri tidak pernah melihat makam itu atau memang makam itu dirahasiakan atau sudah tidak ada sama sekali.

Si Pitoeng yang katanya memiliki ajian rawarontek setelah mati ditembak oleh schout Hinne dengan peluru emas harus dikuburkan dengan bagian tubuh yang terpisah karena dapat hidup kembali jika dikuburkan dengan keadaan utuh. Wallahu alam bisssawab...

Sebelum becak dihapuskan di ibukota, di Kota Bambu ada beberapa juragan becak yang memiliki puluhan anak buah yang mengandalkan mata pencaharian dari menggowes becak. Salah satunya adalah Jumin yang berasal dari Indramayu. Dengan sistem setoran armada becaknya yang cukup banyak ini berseliweran di Kota Bambu dan sekitarnya.

Waktu kecil kesukaan saya pada seni lukis cukup terpuaskan dengan melihat lukisan-lukisan indah pada bagian belakang body becak. Beragam tema lukisan yang disapukan dengan cat warna-warni selalu membuat saya kangen dan ingin menikmatinya lagi. Tapi sayang, becak yang kini boleh beroperasi kembali di ibukota tak perduli lagi nilai estetik seperti becak pada waktu itu.

Sebelum becak merajai sarana angkutan di Jakarta, di Kota Bambu ada beberapa pemilik opelet yang merajai jalan dengan rute yang telah diatur dalam trip perjalanan. Kelak mobil-mobil keluaran Austin, Inggris ini menjadi mobil antik yang mahal harganya.

Masa kecil saya di Kota Bambu adalah masa terindah yang tak pernah lekang dalam ingatan. Rutinitas seperti sekolah, bermain, dan mengaji adalah hal yang selalu menyenangkan.

Di Gang Harlan bakmi Margana adalah warung mie ayam legendaris yang pembelinya selalu membeludak, sebelumnya warung nasi Rihana,nenek saya terkenal dengan kelezatan masakannya yang tanpa menggunakan vetsin.

Namun sayang keduanya cuma tinggal cerita. Gang Harlan hanya menyisakan toko buku dan peralatan sekolah Sabang yang legendaris dan masih eksis sampai sekarang.

Kini penanda-penanda zaman itu telah hilang satu persatu, sentiong-sentiong yang tak berbekas keberadaannya, lapangan Grafika yang telah berdiri gedung PLN, empang-empang yang hanya tinggal sebutan.

Di sebuah toko material di Gang Harlan tumbuh pohon jamblang raksasa. Dahannya mengular sampai kejalan. Buahnya berceceran dijalan jika sedang musim berbuah. Babah Ong pemilik material orang yang baik hatinya. Ia memperbolehkan orang dewasa memetik buahnya sesuka hati. Saya dan anak-anak lainnya dapat menikmati buah jamblang yang manis sepuasnya. Hal itu berlangsung terus bertahun-tahun. Sampai pada suatu hari pohon itu ditebang. Menyisakan tanya pada sebagian orang. Dan itu seperti semacam pertanda. Karena tak lama kemudian sebagian kawasan Gang Harlan harus hilang disapu pembangunan. Mereka harus meninggalkan tanah kelahirannya sampai jauh kepelosok-pelosok karena sulit untuk mendapatkan tempat tinggal kembali di wilayah Kota Bambu dengan waktu yang tersisa dan uang ganti rugi yang didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun