Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Untung Surapati] Budak, Cinta, dan Penjara

3 September 2019   03:17 Diperbarui: 3 September 2019   03:35 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Araska Publisher 

Untung berbicara dengan kata pelan-pelan kepada teman-teman senasib yang banyak itu: "Saudara-saudara senasib dan sepenanggungan. Jika kiranya di antara saudara-saudara ada yang dapat melepaskan kita dari belenggu ini, itulah yang kita inginkan semuanya!"

Orang banyak itu semuanya menjawab: "Untung, andaikata kamu ini dapat lepas karena akal budi dan daya-upayamu, lalu apa yang menjadi kehendakmu. Meskipun lepas dari kurungan besi ini, tak urungya masih ada pasungan ini."

Untung menjawab sambil tertawa, dengan mengurut-urut seluruh tubuhnya, dan lepaslah ia dari belenggu pasungan besi itu. Terheran-heranlah semua yang melihat. Belenggu keenam puluh orang tahanan, kemudian dilepas dan semuanya telah bebas. Hanya seorang yang masih terbelenggu, yaitu orang tua yang mengejek tadi.  Maka semuanya yang kini telah lepas, bersama-sama mengucapkan terima kasih mereka kepada Untung.

Catatan Penting

Dari uraian di muka, gambaran mengenai Untung Surapati dari masa awal kehidupan sampai dipenjarakan oleh Kapten Moor dapat diketahui secara jelas. Di mana Untung merupakan seorang anak yang menjadi budak keluarga Pieter Cnoll dan berlanjut menjadi budak pada Cornelis Cnoll (versi pertama) atau Kapten Moor (versi kedua) sejak berusia 7 tahun.

Dikarenakan keberadaannya membawa keberuntungan dalam berdagang dan peningkatan pangkat bagi Kapten Moor, Untung diangkat sebagai anak. Sejak itu, nasib Untung lebih baik ketimbang budak-budak lainnya. bahkan Untung diminta oleh Kapten Moor untuk menemani putrinya yakni Suzanne. Tetapi hubungan cintanya dengan Suzanne, Untung dijebloskan ke dalam penjara.

Sejak menjadi penghuni hotel prodeo, Untung berusaha untuk bebas dan melawan VOC. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Untung melawan VOC bukan karena kesadarannya sebagai bangsa terjajah, melainkan karena ingin terbebas dari dalam penjara. Mengingat sewaktu hidup dengan banyak kemudahan ketika menjadi anak angkat Kapten Moor, Untung tidak berniat untuk melakukan pemberontakan terhadap VOC.

Sungguhpun demikian, perhatian Untung terhadap para budak pribumi sangat tinggi. Terbukti, harta benda yang diberikan oleh Suzaane kepada dirinya dibagi-bagikan kepada para budak yang hidup dalam penderitaan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Untung memiliki sifat dermawan kepada wong cilik, namun belum memiliki kesadaran untuk memerjuangkan kemerdekaan nasib bangsa nusantara yang hidup dalam tekanan VOC. [Sri Wintala Achmad]  

[1] Pieter Cnoll merupakan kepala pedagang dalam organisasi VOC di Batavia.

[2] Terjemahan Babad Tanah Jawa, pupuh Dhandhanggula 8, jilid 14, bagian 84, sebagai berikut: //Terdapat suatu kisah lagi/Kapten Emur (Moor) di Batavia/memiliki budak belian/baru berusia tujuh tahun/ketika dibeli dari Bali/tampan wajahnya/dialah Kapten Mur/selama membeli/budak itu mendatangkan keberuntungan/dalam berdagang dan kedudukan//.

[3] Terjemahan Babad Tanah Jawa, pupuh Dhandhanggula 14, jilid 14, bagian 84, sebagai berikut: //Idler Emur (Edele HeerMoor) dikisahkan kemudian/mengetahui kalau harta bendanya banyak yang hilang/lama mendengar kalau putrinya/mencintai si Untung/yang menggerogoti harta mendanya/dan putrinya (Suzanne)/perbuatannya (memberi barang-berang berharga pada Untung) diconanginya/segeralah ditangkap Untung dan disiksa dengan rotan (hingga sakitnya) setengah mati//.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun