Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Babad Tanah Djawi] Brama, Bapak Raja-raja di Tanah Jawa

16 Juli 2019   21:30 Diperbarui: 30 Juni 2021   00:11 5158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brama, Bapak Raja-raja di Tanah Jawa (unsplash/alex-block)

https://wayangku.id
https://wayangku.id
***

TTIMBULgara-gara yang teramat dahsyat di negeri Gilingwesi. Gara-gara itu bermula ketika Prabu Watugunung tidak sengaja menikahi ibu kandungnya sendiri yakni Dewi Shinta. 

Karena permohonan Dewi Shinta yang ingin dimadu dengan bidadari Jong Giri Saloka (Suralaya), Prabu Watugunung yang disertai duapuluh enam saudaranya -- Tolu, Gumbreg, Wariga, Warigagung, Julung, Sungsang, Galungan, Langkir, Mondhasia, Julungpujut, Pahang, Kuruwelut, Marakeh, Tambir, Madhangkungan, Maktal, Wuye, Manail, Prangbakat, Wugu, Ringgit, Kulawu, Dhukut, Landhep, Wukir, dan Kuranthil meninggalkan Kerajaan Gilingwesi -- pergi ke kahyangan Jong Giri Saloka untuk melamar salah satu bidadari. Karena lamarannya ditolak oleh Sang Hyang Bathara Guru, Watugunung beserta seluruh saudaranya menggempur kahyangan.

http://kanduksupatra.blogspot.com
http://kanduksupatra.blogspot.com
Kesaktian Prabu Watugunung dan seluruh saudaranya tidak dapat ditandingi oleh seluruh dewa. Karenanya Sang Hyang Bathara Guru mengutus Sang Hyang Bathara Narada untuk turun ke mayapada.

 Menyampaikan pesan pada Sang Hyang Bathara Wisnu yang bertapa di Waringinsapta untuk menghadapi Prabu Watugunung yang berhasil menduduki Jong Giri Saloka. Bila dapat membunuh Watugunung, dosa Wisnu yang tidak sengaja menikahi Ni Mbok Medang akan diampuni.

Mendengar pesan Sang Hyang Bathara Guru yang disampaikan Narada, Sang Hyang Bathara Wisnu bersedia meredam keangkaramurkaan Prabu Watugunung. Akan tetapi sebelum menghadapi raja dari Gilingwesi beserta seluruh saudaranya, Wisnu meminta izin untuk pulang ke Medang. 

Setiba di tujuan, Wisnu berbahagia. Karena, Ni Mbok Medang istrinya yang sewaktu ditinggalkan tengah mengandung itu telah melahirkan putra laki-lakinya. Oleh Wisnu, anak itu diberi nama Raden Srigati. Sebagaimana ayahnya, anak itu berparas tampan, gagah sentosa, dan sakti mandraguna.

Bersama Raden Srigati, Sang Hyang Bathara Wisnu menghadapi Prabu Watugunung dan seluruh saudaranya. Prabu Watugunung tewas di tangan Wisnu melalui senjata Cakra Baskara. Sesudah Prabu Watugunung tewas, Wisnu diizinkan oleh Sang Hyang Bathara Guru untuk menjadi raja kembali di tanah Jawa. Hidup berbahagia bersama Ni Mbok Medang dan Srigati.

Baca juga : Peninggalan Napoleon Bonaparte hingga Hubunganya dengan Raja Jawa

Oleh Sang Hyang Batahara Guru, Bathara Narada diperintahkan untuk pergi ke Gilingwesi. Menyampaikana kabar pada Shinta bahwa Prabu Watugunung tewas di medan laga. Mendengar berita duka dari Narada, Shinta terpukul hatinya. 

Karena kecintaanya pada suami dan sekaligus anak kandungnya itu, Shinta menghadap Sang Hyang Bathara Guru. Memohon agar Prabu Watugunung dihidupkan kembali. Permohonan Shinta dikabulkan. Sesudah hidup kembali, Prabu Watugunung diangkat oleh Sang Hyang Bathara Guru untuk menggenapi dewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun