Semar Kendhat karya lukis Daryono Yunani sangat menggugah ingatan publik mengenai kepergian Sabdapalon dan Nayagenggong dari Kerajaan Majapahit. Sesudah banyak pemangku jabatan penting di Majapahit lebih disibukkan dengan perang saudara untuk memertahankan (merebut) tahta atau jabatan ketimbang memerhatikan nasib rakyat.
Berpijak pada uraian di muka bisa disimpulkan bahwa karya lukis Semar Kendhat cenderung merefleksikan harapan Daryono, agar sejarah Majapahit yang mengalami kehancuran (1527) sesudah ditinggalkan Sabdapalon dan Nayagenggong tidak terjadi di bumi nusantara. [Sri Wintala Achmad]