Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menguak Esensi Falsafah Kepemimpinan Jawa

14 Juni 2019   12:23 Diperbarui: 14 Juni 2019   12:25 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Araska Publisher

Menyeimbangkan Hubungan Kosmis

Orang Jawa yang selalu menyeimbangkan hubungan  kosmis antara jagad alit (aku/mikro-kosmis) dengan jagad ageng (ingsun/makrokosmis) tidak pernah alpa untuk menghormati alam. Penghormatan orang Jawa terhadap alam yang ditangkap sebagai jagad ageng tersebut dapat ditunjukkan melalui berbagai ritual, seperti: labuhan (sedekah laut) atau sedekah bumi.

Menerapkan Etika

Orang Jawa selalu bergaul di tengah masyarakat dengan menerapkan etika (sopan-santun atau tata krama). Penerapan etika ini dapat disaksikan melalui tradisi ujung pada saat hari lebaran, di mana orang-orang muda datang kepada para sesepuh untuk melakukan sungkeman. Selain itu, orang Jawa selalu mengucapkan kata permisi saat melewati orang-orang yang tengah duduk berkumpul atau akan bertamu pada seseorang. Etika dalam kehidupan orang Jawa pula ditunjukkan melalui tutur kata atau sikapnya yang terkesan halus dan merendah. Tidak jumawa seperti bulir padi tak berisi.

Menyukai Musik Gamelan

Orang Jawa sangat menyukai musik gamelan. Berdasarkan fakta inilah, maka Sunan Kalijaga atau Sunan Bonang di dalam melakukan syi'ar Islam pada orang Jawa menggunakan gamelan. Manakala orang-orang mulai berkumpul untuk mendengarkan musik gamelan itulah, kedua sunan yang merupakan anggota Majelis Dakwah Walisanga itu melakukan syi'ar Islam-nya.

Kesimpulan

BERDASARKAN pada penjabaran tentang pengertian "filsafat", "kepemimpinan", dan "Jawa" tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa filsafat kepemimpinan Jawa adalah suatu pandangan filosofis seorang pemimpin yang ingin mewujudkan tujuan (cita-cita) bersama (pimpinan dan yang dipimpin) dengan berdasarkan kecintaannya pada kebijaksanaan dan senantiasa berorientasi pada prinsip-prinsip ke-Jawa-an.

Dari kesimpulan di muka dapat dipahami bahwa seorang pimpinan Jawa harus memiliki jiwa-jawi. Seorang pemimpin merupakan khalifatullah (wakil Tuhan) yang senantiasa bersikap etis, estetis, serta berperan aktif di dalam turut hamemayu hayuning bawana. Turut menjaga keselamatan alam beserta seluruh isinya, serta bangsa dan negaranya. [Sri Wintala Achmad]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun