Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tingkat Favorit Belanja Lebaran Disesuaikan Penghasilan

9 Juni 2018   23:36 Diperbarui: 9 Juni 2018   23:50 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.theasianparent.com

TUJUH hari sebelum Lebaran, deretan toko yang mejual pakaian (khususnya pakaian muslim),  seperangkat alat salat, roti kering, atau minuman  kebanjiran pelanggan. Sehingga, jalanan di depan deretan toko itu sering macet karena munculnya parkir motor dan mobil yang memakan badan jalan.

Bukan hanya toko-toko yang kebanjiran pelanggan, pasar pula menjadi tujuan para pembeli. Selain belanja pakaian, roti kering, atau minuman; mereka membeli Sembilan Bahan Pokok (Sembako), daging, bumbu dapur, dll. Mengingat saat Lebaran tiba, pasar sepi karena banyak pedagang turut merayakannya.

https://id.theasianparent.com
https://id.theasianparent.com
Bukan hanya pemilik toko dan pedagang yang mendapat limpahan rezeki, para penjahit pun turut menikmatinya. Karena banyak pelanggan yang ingin merayakan lebaran dengan pakaian lebih murah harganya. Selain ingin mengenakan pakaian dengan motif dan warna tertentu, mereka ingin mengenakan pakaian seragam bersama keluarganya. Meskipun latah, namun mereka bilang, "Enjoy."

Belanja Menyesuaikan Penghasilan 

PERSEPSI favorit belanja Lebaran bagi keluarga berpenghasilan tinggi berbeda dengan keluarga berpenghasilan pas-pasan. Bagi saya yang hanya mengandalkan honor menulis baik dari koran maupun penerbit tentu berbeda nilainya dengan gaji pejabat negara, pengusaha sukses, PNS Golongan 4-e, dll.

Berpijak pada realitas di muka, saya tidak menradisikan untuk membeli pakaian baru menjelang Lebaran. Saya pun tidak membeli aneka roti kering dan minuman produk prabrik yang digunakan untuk menjamu tetamu ketika bersilaturahmi. Selain memboroskan uang, membeli hidangan Lebaran semacam roti kering kurang mengundang selera tetamu hingga ingin mencicipinya. Mengingat tetamu sudah memiliki hidangan serupa di rumah.

https://jogjaholic.com/
https://jogjaholic.com/
Sebagai pengganti hidangan roti kering atau minuman produk pabrik yang terkesan modern adalah hidangan berupa penganan dan minuman tradisi. Selain bahannya dapat dibeli dengan harga murah dan bisa diolah sendiri, hidangan yang langka pada hari Lebaran itu akan dicicipi tetamu. Karenanya penganan semisal jadah dan besengek beserta wedang uwuh telah tersaji di ruang tamu sepulang orang-orang menunaikan salat 'Id di tanah lapang atau masjid.

Spot Belanja yang Sederhana 

SEBAGAI penulis berpenghasilan pas-pasan, spot belanja Lebaran terkesan sederhana. Sungguhpun demikian, saya tidak memaksa diri untuk berhutang pada bank pasar atau menggadaikan BBKP sekadar untuk membeli "kesan wah" pada tetamu yang bersilaturahmi.

Pendapa saya ini berpijhak pada suatu pemahaman bahwa hakikat Lebaran tidak mengajarkan hamba Allah untuk gemar mengenakan kedok, melainkan melepas kedok dan seluruh pakaian kemunafikan. Sehingga manusia akan kembali telanjang serupa bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Kembali fitri di hari Lebaran.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun