Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Kartu Lebaran, Hadiah Terkesan yang Tergerus Zaman

8 Juni 2018   18:13 Diperbarui: 8 Juni 2018   21:29 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Bagi orang-orang yang telah menuntaskan ibadah puasanya niscaya merayakan lebaran dengan hati suka. Kebahagiaan dari sebagian mereka dirasa sempurna saat mendapat hadiah dari orang tercinta. 

Seorang anak bahagia saat diberi satu setel pakaian baru dari orang tuanya. Seorang istri bahagia bila diajak suaminya pergi ke tempat wisata di mana mereka pertama kali menjalin cinta. Kakek (nenek) yang semakin rajin sembahyang akan bahagia bila mendapat hadiah dari anak (cucu)-nya berupa sajadah atau tasbih.

Di muka saya mengatakan bahwa sebagian orang merasa bahagia saat mendapat hadiah lebaran. Pengerti lain, sebagian lainnya tetap bahagia meskipun tidak mendapat hadiah lebaran. Sebab kebahagiaan tertinggi bagi mereka saat mendapat pahala dari Allah seusai berhasil menuntaskan puasanya selama sebulan.

Kartu Lebaran 

BILAmenyinggung tentang hadiah lebaran, saya tidak bisa bicara banyak. Mengingat di daerah di mana saya tinggal, tidak ada tradisi memberi hadiah lebaran pada orang lain. Kalau toh seorang suami membelikan baju baru pada istri dan anak-anaknya itu dinilai sebagai kewajiban bukan sebagai hadiah.

Memang diakui. Sebelum ponsel masuk kampung, banyak kawan sebaya saya yang masih berstatus lajang menganggap kartu lebaran merupakan hadian istimewa. Terlebih kalau kartu lebaran itu dikirim dari orang tercinta. Maka dijamin saat mendapat kartu lebaran dari orang tercinta, kawan-kawan sebaya saya (termasuk saya), merasa bahwa lebaran menjadi lebih sempurna.

Tetapi sesudah ponsel hingga android banyak dimiliki pemuda kampung, ucapan lebaran yang disampaikan lewat android tidak seromantik saat mendapat ucapan dari orang tercinta lewat kartu lebaran. Karena selain dimaknai sebagai media ucapan selmat berlebaran, kartu itu berfungsi sebagai hadiah.

Tidak Tergantikan

SECARA faktual, banyak orang dari daerah lain menratdisikan pemberian hadiah lebaran kepada orang lain. Sebagian mereka menyatakan bahwa hadiah lebaran paling berkesan berupa barang mewah. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa hadiah cukup berkesan berupa paket lebaran, pakaian, atau uang.

Akan tetapi bagi saya, hadiah lebaran yang paling berkesan dan tidak tergantikan hingga sekarang adalah kartu lebaran. Karena riwayat kartu lebaran sudah berakhir sesudah munculnya ponsel, saya tidak pernah merasa mendapat hadiah lebaran yang paling berkesan. 

Kecuali kalau hadiah selain kartu lebaran itu diberikan dengan tulus, ikhlas, tanpa tendensi, dan penuh kasih. Sebab tiada hadiah lebaran paling berkesan selain ungkapan kasih yang diekspresikan dengan tulus.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun