Masjid merupakan tempat kaum muslim untuk melakukan aktivitas keagamaan. Selain dimanfaatkan untuk menunaikan salat wajib berjamaah, salat tarawih, salat sunah, atau sembahyang Jumat; masjid digunakan untuk kegiatan positif lainnya, semisal: pengajian, TPA, rapat ta'mir, atau tadarus al-Quran.
Pada bulan Ramadhan, masjid selalu dipenuhi kaum muslim untuk menunaikan sembahyang tarawih. Bahkan lebih penuh ketimbang bulan-bulan biasanya. Karena kaum muslim yang tidak pernah datang ke masjid untuk menunaikan salat berjamaah, isya' atau subuh, turut bersembahyang tarawih.
Masjid yang tidak kalah penuh dengan para jamaah di bulan Ramadhan adalah masjid-majid yang difavoritkan kaum muslim untuk bersembahyang tarawih.Â
Salah satu masjid favorit di Yogyakarta adalah Masjid Gedhe Mataram. Suatu masjid tertua di Yogyakarta yang beraura positif dan memberikan suasana hening dan khusyuk ketika menunaikan salat dan berdzikir.
Sejarah Masjid Gedhe Mataram
Menurut catatan sejarah, Masjid Gedhe Mataram yang berdekatan dengan Makam Raja-Raja Mataram dan berada di wilayah Jagalan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta tersebut dibangun pertama kali oleh Sultan Agung pada tahun 1640.Â
Oleh RM Malikus Kusno (Sri Susuhunan Pakubuwana X) -- raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1893-1939 -- masjid yang semula berbentuk langgar tersebut dibangun. Disempurnakan sebagai masjid sebagaimana kita saksikan sekarang.
Berdasarkan fakta historis di muka bisa disebutkan bahwa Masjid Gedhe Mataram dibangun melalui dua tahap. Tahap pertama dibangun Sultan Agung. Tahap kedua dibangun Pakubuwana. Sungguhpun langgar sudah berbentuk masjid, namun jejak-jejak langgar bangunan Sultan Agung tersebut tidak dinafikan Pakubuwana.
Arsitektur, Mimbar, dan Bedug