menitipkan salam merpati kepada kepak senja  Â
yang  meranumkan apel merah serupa di musim panen
di mana, bakal kita bagi sebelahan-sebelahan
atas nama layung arogansi langit
Â
sebelum matari kembali dimuntahkan dari rahim fajar
bersama tangis anak pertama, biarlah separuh apel kita
buatnya, raja kecil yang tak ubah muara
: mata air kita, muasal cinta
-Sri Wintala Achmad-