Mohon tunggu...
Achmad Oky Surya
Achmad Oky Surya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUKA Yogyakarta | hoby traveling backpackers-an | kerja part-time di tour & travel agent |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peringatan Hari Sumpah Pemuda : Saresahan Sumpah Pemuda UIN Sunan Kalijaga

26 Oktober 2013   17:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta (26/10/13), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga mengadakan serasehan dalam memperingati Sumpah Pemuda yang bertepatan pada 28 Oktober. Serasehan Sumpah Pemuda yang bertemakan Menghimpun yang Tercerai : Tekad Pemuda Indonesia Menuju Bangsa yang Bersatu dalam Kebinekaan. Ini di isi oleh beberapa narasumber, yaitu: Bpk. Herman Sinung Janutama (Pakar filsafat Jawa-Nusantara), Rifki Ali Hamidi (Pengusaha Muda),perwakilan dari GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yaitu M. Nur Hidayatullah S.Kom dan di moderatori oleh Sdr. Mursidi Arosid (akademisi).

Serasehan tersebut di selenggarakan oleh Lembaga Analisis Wacana Keislaman dan Nusantara (LAWAN) dan di sponsori oleh Suara Kampus (Kedaulatan Rakyat), bertempat di Ruang Teatrikal Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga pada pukul 09.00 WIB. Acara dimulai dari pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembukaan oleh Sek.Jend LAWAN, acara inti (serasehan) , pengucapan Sumpah Pemuda, dan di akhiri oleh penutupan.

Serasehan Sumpah Pemuda ini di laksanakan selain memperingati perjuangan para pemuda Indonesia yang berjuang mempersatukan Indonesia juga di awali oleh kegelisahan beberapa Mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Analisis Wacana Keislaman dan Nusantara (LAWAN), bahwa di jaman sekarang ini semangat para pemuda sudah mulai luntur karena keegoisan para pemuda yang lebih mementingkan dirinya masing-masing.

1382784503428402478
1382784503428402478

Menurut Bpk. Sinung, bangsa kita adalah bangsa guru dari segala pemimpin dunia. Ini di buktikan dari beberapa kitab lawas dari beberapa kerajaan kuno di Nusantara yang banyak di adopsi oleh filsafat-filsafat Yunani. Selain itu Nusantara adalah wilayah yang sangat mengagumkan, karena menjadi negara satu-satunya yang terbesar berbentuk perairan dan para pemimpinnya kala itu, mampu menyatukannya menjadi Indonesia. Namun yang ada adalah masyarakatnya tidak mampu mempertahankan visi dan misi para nenek moyangnya. Sejak terjadinya kolonialisme oleh Belanda yang merusak mental dan juga tata negara bangsa ini, Nusantara menjadi dunia Atlantis yang benar-benar tengelam.

Di tambah oleh sistem pendidikan yang mengacu kepada modernisasi Barat, yangmenghilangkan esensi pendidikan kearifan Nusantara. Menurut beliau, orang Barat telah menterjemahkan kitab-kitab kerajaan kuno Nusantara melalui filsafat-filsafat Yunani dan Barat, yang menjadi panduan keilmuan modern yang di konsumsi kita sekarang ini.

Kegilaan ini berlanjut, ketika para intelektual kita sekarang ini memaksakan beberapa ideologi yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara yang dianggapnya feminin. Budaya Nusantara yang menjunjung tinggi nilai moral dan sopan-santun di paksa menganut sistem kenegaraan negara-negara benua yang maskulin. Ini tidak cocok!

Kegelisahan Bpk. Sinung berlanjut, ketika pada pemuda kita inisiatifnya sangat kurang untuk menggali lebih dalam (riset) tentang sejarah-sejarah kejayaan bangsa kita ini. Mengenai sistem kenegaraan dan kerakyakatan di kala itu. Ini yang menjadi PR bagi kita kedepannya.

Pembicara kedua, yaitu M. Nur Hidayatullah S.Kom menambahkan bahwa keapatisan para pemuda terhadap Ibu Pertiwi mejadikan bangsa ini, bangsa yang tidak akan besar. Ini di cerminkan bahwa para pemuda sekarang lebih mementingkan kepentingannya pribadi tanpa menghiraukan orang lain. Sangat kurangnya jiwa pengabdian terhadap bangsa karena tuntutan ekonomi dari efek kapitalisme, menjadikan bangsa kita menjadi individu-individu yang apatis.

Sebagai pembicara terakhir, Rifki Ali Hamidi berbicara mengenai pembuktian perjuangan pemuda dari paradigma wirausaha. Menurutnya, ketika kita menjadi wiraswasta, maka kita sudah membantu negara ini dari segi sosial-ekonomi. Mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan kerja, dll. Ia menambahkan bahwa kita mampu menjajah bangsa-bangsa yang telah menjajah bangsa kita dulu dan sekarang dengan cara berwirausaha. Mengekspor barang-barang asli Indonesia dan menguasai pasar-pasar asing dengan barang-barang milik kita.

Namun yang di sayangkan oleh narasumber adalah dukungan dari pemerintah yang masih sangat kurang kepada para pengusaha menengah kebawah, yang sering terkendala oleh mahalnya pajak. Ini berbeda dengan negara lain yang lebih maju, yang membebankan pajak kepada pengusahanya jauh lebih sedikit/ murah.

1382784643404774539
1382784643404774539

Acara ini selain di hadiri oleh Mahasiswa-Mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta dan sekitarnya, juga di hadiri oleh beberapa Mahasiswa dari Universitas Padjajaran Bandung. Mereka antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir, meskipun terjadi pemadaman listrik di ruangan tersebut, sehingga pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi dan menyebabkan ruangan menjadi gerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun