Mohon tunggu...
ACHMAD DZIKRULBAQI
ACHMAD DZIKRULBAQI Mohon Tunggu... Administrasi - MAHASISWA

SAYA SUKA TURING MEBACA BUKU MENONTON FILM DAN BERMAIN GAME

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulang Gedung

13 Desember 2022   15:21 Diperbarui: 13 Desember 2022   15:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Benar sekali , mungkin benar kata2 dari mulut orang2 di sekitarku. Aku memang orang yang
kacau. Meja kerjaku bak kapal pecah, suatu cara kerja yang tak efisien dan berantakan
katanya.Aku tidak membenarkan diri. Aku sebenarnya ingin memberontak. Proletar dihisap
kapitalis. Ideologi yang dicita2kan kaum buruh, hanyalah sebuah mimpi dengan niat yang
tenggelam dan urung.  


Jam pulang itu sudah berbunyi. Telingaku sudah peka dengan jam pulang tersebut. Anehnya aku
tidak beranjak dari tempat dudukku. Gravitasi itu menarikku. Gravitasi yang dihasilkan oleh
pikiranku yang memikirkan pekerjaan yang belum selesai. Aku lembur. Kapitalis mungkin
menghisap proletar. Aku marah , tapi kemarahan itu kusimpan rapi dalam hatiku. Jarum jam
berputar dan berputar detik demi detik menit demi menit jam yang terus bergerak.


Aku melihat jam dengan tatapan membeku sambil jemariku menari2 diatas papan keyboard.
Akhirnya Aku bisa pulang dengan syarat bahwa pekerjaan itu belum kelar dan seakan akan aku
dikejar dengan orang orang berdasi. Aku tidur dengan baju kantor. Bangun dengan baju kantor.
Dan mandi dengan baju kantor. Dengan basah kuyup aku berangkat.  


Aku berjalan. Orang2 bingung memandangiku. Mereka semua bersiap membuka payung
melihatku. Aku berjalan dan berjalan. Hingga matahari pagi mengeringkanku. Suatu cara yang
efisien untuk bekerja bagiku. Tapi atasanku tidak percaya mungkin bila aku mandi dengan baju
kantor. Aku tertawa, mungkin jika perusahaan ini sukses, jasa2ku tidak diingat dan dingitkpun
mungkin dan hanya sebagian kecil yang tak terpikir sebelumnya.


Tidak ada yang mengingat jasa yang seelalu  di  ingat adalah semua kebodohan yang di lakukan.
Yang diingat hanyalah kesalahan proletar. Aku sambil mengetik di layar computer duduk di atas
kursi hingga mataku hampir buta terpacar sinar komputer. Aku mencari tukang tato, yang dapat
menato tubuhku dengan baju kantor. Atau aku bisa menanamkan baju kantorku dengan kulitku
jika mungkin aku hidup di jaman yang canggih. Aku masih browsing mencari hal tersebut.
Mungkin lama2 aku akan menginap di kantor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun